Selasa 30 Aug 2022 22:22 WIB

Lagu Sang Surya Muhammadiyah dengan Kentongan di UMP Cetak Rekor Muri

Mahasiswa UMP menyanyikan Sang Surya Muhammadiyah dengan kentongan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Sebanyak 3000 mahasiswa UMP mainkan kentongan, ciptakan rekor baru untuk dicatatkan di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).
Foto: UMP Purwokerto
Sebanyak 3000 mahasiswa UMP mainkan kentongan, ciptakan rekor baru untuk dicatatkan di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Lagu Sang Surya Muhammadiyah bergema di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Dengan iringan musik kentongan terbanyak, mahasiswa baru itu kembali menciptakan rekor baru untuk dicatatkan di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). 

Rekor Muri tersebut berhasil diraih atas prakasa dan penyelenggaraan Pagelaran Lagu dan Iringan Musik Kentongan Terbanyak. 

Baca Juga

Presiden Mahasiswa UMP, Abid Hanifi Samha, mengatakan Muri kali ini mahasiswa baru UMP mengadakan pagelaran lagu dan iringan musik kentongan terbanyak. 

Ada lima lagu, yakni Sang Surya Muhammadiyah, Perayu layer, Baturaden, Linggamas, dan Tanah Airku. 

“Untuk persiapannya teman-teman panitia itu dua bulan, tapi untuk peserta itu hanya dua hari. Latihannya lebih ke bagaimana caranya memukul, kemudian variasi-variasi dalam gerakannya,” jelasnya, Senin (29/8/22). 

Menurutnya, pemilihan kentongan karena ingin mengangkat dan mengenalkan budaya Indonesia yang ada di Banyumas. 

“Kami mengangkat tema nasionalisme dan juga cinta tanah air, itu bagian dari implementasi bagaimana kita mengenalkan kepada mahasiswa baru tentang budaya Indonesia dan di Banyumas khususnya,” jelasnya. 

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Al Islam Kemuhammadiyahan, Darmawan, mengatakan UMP telah berhasil mencatatkan sedikitnya empat di Muri yakni investasi saham syariah, es krim dari ubi, sepuluh ribu solusi untuk bangsa, dan kentongan. 

“Jumlah kentongannya 6.000 yang dipegang 3000-an mahasiswa. Ini adalah bentuk dari kepedulian teman-teman mahasiswa karena kentongan ini salah satu budaya di Banyumas yang nanti juga akan mengiringi lagu daerah, lagu Banyumas,” jelasnya. 

Semangatnya bagaimana mahasiswa peduli terhadap budaya lokal Banyumas yang diangkat menjadi nasional, khususnya memperkenalkannya ke kalangan mahasiswa baru UMP yang berasal dari beberapa provinsi. 

"Karena mahasiswa UMP ada semua perwakilan dari setiap provinsi, dan kita kenalkan budaya Banyumasan,”  jelasnya. 

Sementara itu perwakilan MURI, Sri Widayati, mengatakan Museum Rekor Dunia-Indonesia berkesempatan hadir ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk menyaksikan satu kegiatan spektakuler yaitu pagelaran lagu dengan iringan musik kentongan Calung terbanyak oleh mahasiswa baru dengan jumlah 3009 mahasiswa. 

“Kegiatan ini resmi kami catat di Muri sebagai rekor yang ke 10.520. Kami berikan penganugrahan pengharganya kepada Universitas Muhammadiyah Purwokerto,” katanya.  

Menurutnya, untuk kentongan calung ini memang yang pertama. Ada sebelumnya kentongan biasa, yang satu kentong dipukul dari yaitu Kabupaten Pacitan. 

“Untuk calung ini yang pertama, dan karena ini merupakan budaya khas suatu daerah maka oleh ketua umum muri Bapak Jaya Suprana dikukuhkan sebagai rekor dunia,” katanya. 

Terpisah, Rektor UMP, Dr Jebul Suroso, memberikan apresiasi tertinggi atas kerjakeras panitia dan mahasiswa baru UMP dalam pemecahan rekor muri tersebut. (Idealisa masyrafina)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement