REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam program UMKM Naik Kelas, Salman Aman Foundation (SAF) memfokuskan bantuan untuk pendampingan para pelaku UMKM. Sampai saat ini, SAF membantu mereka yang berada di daerah Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah.
Pimpinan SAF Wisnu Salman mengatakan pada dasarnya pihaknya tidak membatasi area bantuan. Yang terpenting dalam programnya adalah pendampingan untuk pelaku UMKM. “Bukan masalah memperluas area, tetapi memperluas ruang manfaat. Jangan sampai kami memberi bantuan tetapi tidak ada pendampingan,” kata Wisnu kepada Republika, Senin (22/8/2022).
Wisnu menekankan pihaknya bukan sekadar membantu para pelaku UMKM tetapi juga memberikan mereka pendampingan. Sebab, dana bantuan terbatas dan jika tidak ada pendampingan, bantuan yang diberikan seperti sia-sia.
“Kami ingin mencetak orang yang mentas, naik level sosialnya. Selain harus mendampingi usahanya, kami juga memperhatikan hal lain, seperti pendidikan anak-anaknya,” ujar dia.
Saat ini, Wisnu membutuhkan banyak pendamping yang tangguh dan memastikan lembaga pendampingan adalah lembaga yang orientasinya membantu masyarakat. “Kami ingin memperbesar tim untuk bisa menangani program UMKM Naik Kelas sehingga tidak bergantung pada lembaga lain,” ucapnya.
Wisnu menjelaskan pihaknya tidak pernah melepaskan pelaku UMKM yang dia sudah bantu. Misal, ada pelaku UMKM yang sudah dibantu sejak lima bulan lalu. Hingga sekarang mereka tetap dibantu. Bantuan juga tidak hanya datang untuk keperluan UMKM seperti modal atau peralatan tetapi termasuk bantuan kesehatan. Yang jelas, dana yang dibutuhkan setiap bulan minimal Rp 16 juta.
Wisnu mengatakan pelaku UMKM yang berhasil naik kelas sampai sekarang belum terlihat signifikan. Menurut dia, program ini perlu proses, tidak instan. “Pelaku UMKM yang berhasil naik kelas untuk saat ini belum terlihat meningkat signifikan. Ada beberapa UMKM yang mulai terlihat maju dengan bantuan kami. Kami ibaratnya akselerasi percepatan mereka untuk maju. Dipastikan untuk naik kelas masih perlu proses,” tambahnya.