Ahad 14 Aug 2022 16:11 WIB

Ironinya Justru Penulisan Ala Salman Rushdie Jadi Inspirasi Barat Terhadap Islam  

Salman Rushdie menghina secara jelas Islam dan Rasulullah Muhammad SAW

Salman Rushdie
Foto:

Orang tuanya tidak terlalu taat beragama dan tidak mendidiknya dengan baik dalam hal agama. Bahkan keluarganya digambarkan sebagai liberal dan terbaratkan. Rushdie bergaul dengan orang dari agama manapun tanpa daya kritis. 

Bahkan konon pada saat dia menulis novelnya ini, dia menganggap dirinya bukan seorang Muslim, setidaknya bukan dari kalangan Muslim yang menganggap bahwa ‘apostasy’ atau penistaan agama bukanlah sebuah tindak pidana (capital offense). 

Dan sebagai penulis yang menerima segala tradisi Barat, dia termasuk yang yakin bahwa menulis adalah bagian dari suatu tugas. Juga, tulisan yang ‘benar’ dan ‘diterima’ adalah yang menentang arus dan menghujat. 

Penulis terkenal Karen Armstrong, dalam pengantar bukunya yang berjudul Muhammad: A Biography of the Prophet edisi 2001 menulis bahwa gambaran buruk tentang Muhammad sudah sangat lazim terjadi di Barat. 

Karen Armstrong menyayangkan, bahwa gambaran buruk tentang Nabi Muhammad SAW yang diberikan oleh Salman Rushdie melalui novelnya, The Satanic Verses itulah yang justru banyak diserap masyarakat Barat. 

“I wrote the book because it seemed a piety that Rushdie’s account of Muhammad was the only that most Western people were likely to read,” tulis Arsmtrong.

Daniel Pipes, kolumnis garis keras di Amerika Serikat, bahkan juga bersepakat bahwa banyak elemen dalam novel ini yang menyinggung umat Islam. 

Misalnya saja menurut Pipes, soal syariah Islam yang di tangan Rushdie menjadi bual-bualan aneh karena mengatur segala hal termasuk (maaf) buang angin. Atau membuat seolah Rasul (melalui sosok Mahound) percaya berhala Al-Lat itu ada atau setidaknya nyata di mata Rasul. 

Baca juga: Seberapa Parahkah Salman Rushdie Hina Islam dan Rasulullah SAW dalam Ayat-Ayat Setan?

Novel ini tidak hanya menghina keyakinan umat Islam, tapi merupakan karya sastra yang oleh sebagian kalangan kritikus Muslim dianggap bad fiction. 

Dalam bukunya, Freedom of Expression in Islam, (Selangor: Ilmiah Publishers, 1998), Prof Mohammad Hashim Kamali menggambarkan cara Rushdie menggambarkan istri-istri Rasulullah SAW sebagai simply too outrageous and far below the standards of civilised discourse. 

 

Penghinaan Rushdie terhadap Allah SWT dan Alquran, tulis Hashim Kamali, are not only blasphemous but also flippant. Karena banyaknya kata-kata kotor yang digunakannya, banyak penulis Muslim menyatakan, tidak sanggup mengutip kata-kata kotor dan biadab yang digunakannya.   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement