REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kerajaan Arab Saudi menegaskan kembali dukungan negaranya untuk rakyat Palestina dan mendesak masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya untuk menghentikan serangan berulang Israel. Dunia disebut perlu mengerahkan semua upaya untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini.
Dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (9/8/2022), pernyataan itu disampaikan saat pertemuan kabinet yang dipimpin oleh Raja Salman. Pertemuan yang juga membahas tentang hasil Pertemuan Tingkat Menteri OPEC dan non-OPEC ke-31 yang mencakup keputusan untuk menyesuaikan tingkat produksi minyak untuk bulan September 2022 dan menegaskan kembali pentingnya mematuhinya.
Situasi di Gaza saat serangan udara Israel pada Jumat (5/8/2022) memang sangat mencekam. Seorang warga Gaza, Abeer Z Barakat, menggambarkan situasi di jalan-jalan Gaza cukup sepi dan orang-orang lebih memilih tinggal di rumah atau di tempat yang aman bersama keluarga mereka.
Serangan ke Jalur Gaza mengakibatkan 44 orang meninggal dunia dan 360 orang luka-luka hingga Ahad lalu. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina banyak korban yang berjatuhan adalah wanita, lansia dan anak-anak balita.
Namun, selama serangan terbaru Israel ini, para aktivis Palestina mengklaim raksasa media sosial telah terlibat dalam sensor digital. Ketika warga Palestina di Gaza berjuang menemukan perlindungan, para aktivis Palestina bergulat di ruang digital.
Belum lama ini, warganet Twitter membagikan bukti penyensoran oleh Instagram terkait gambar anak perempuan berusia lima tahun bernama Alaa Abdullah Riyad Qaddoum yang terbunuh selama serangan Israel di Gaza pada akhir pekan. Menurut Shtaya, campur tangan media sosial terhadap konflik yang terjadi membuat frustasi dan bukan hal yang bisa diterima.
Adapun Human Rights Watch pernah mengecam raksasa media sosial Meta karena Facebook dan Instagram memadamkan konten yang diposting oleh warga Palestina saat membahas pelanggaran HAM di Israel dan Palestina.