Selasa 09 Aug 2022 17:50 WIB

Rangkaian Pembunuhan Muslim Albuquerque, Kebencian Terangan-terangan, dan Respons Biden

Muslim Albuquerque New Mexico Amerika Serikat mengalami ketakutan teror

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Pemakaman Muhammad Afzaal Hussain (27 tahun) di Fairview Memorial Park, Albuquerque, New Mexico, AS  pada Jumat (5/8/2022). Petugas yakin kematian pria berusia 27 tahun dan pria Muslim lainnya dalam sembilan bulan terakhir merupakan pembunuhan yang ditargetkan dan terkait dengan SARA.
Foto: Chancey Bush/The Albuquerque Journal via AP
Pemakaman Muhammad Afzaal Hussain (27 tahun) di Fairview Memorial Park, Albuquerque, New Mexico, AS pada Jumat (5/8/2022). Petugas yakin kematian pria berusia 27 tahun dan pria Muslim lainnya dalam sembilan bulan terakhir merupakan pembunuhan yang ditargetkan dan terkait dengan SARA.

REPUBLIKA.CO.ID, ALBUQUERQUE – Pihak berwenang mengidentifikasi korban keempat dalam serangkaian pembunuhan pria Muslim di Albuquerque, New Mexico, Senin (8/8/2022). Berita kematian tersebut mengirimkan riak ketakutan di komunitas Islam di negara tersebut. 

Tiga pembunuhan dilaporkan telah terjadi dalam dua pekan terakhir. Petugas penegak hukum kini tengah mencari bantuan, untuk menemukan kendaraan yang diyakini terkait dengan pembunuhan. 

Baca Juga

Para pejabat juga menyebut beberapa unsur-unsur yang menjadi keterkaitan antar korban adalah ras dan agama mereka. 

Korban bernama Naeem Hussain dilaporkan meninggal Jumat malam, dengan penembakan penyergapan menewaskan tiga pria Muslim lainnya selama sembilan bulan terakhir.  Polisi sedang mencoba untuk menentukan apakah pembunuhan itu saling terkait. 

Dilansir di Global News, Selasa (9/8/2022), aksi pembunuhan itu telah menyebarkan ketakutan di wilayah New Mexico. Jumlah Muslim di daerah itu kurang dari 1 persen dari populasi 2,1 juta orang dewasa di seluruh negara bagian, menurut Pew Research Center. 

"Fakta bahwa tersangka masih buron sangat menakutkan. Siapa selanjutnya?!" tulis seorang pemimpin komunitas Muslim di New York, Debbie Almontaser, di  Twitter. 

Dalam sebuah wawancara telepon, Almontaser mengatakan seorang teman wanita yang tinggal di Michigan dan mengenakan hijab berbagi keresahan dengannya selama akhir pekan. Sang teman disebut merasa sangat ketakutan apabila harus bepergian sendiri. 

Hussain berusia 25 tahun dan berasal dari Pakistan. Kematiannya terjadi hanya beberapa hari setelah kematian Muhammad Afzaal Hussain berusia 27 tahun, serta Aftab Hussein, 41 tahun, yang juga berasal dari Pakistan dan anggota masjid yang sama. 

Kasus paling awal melibatkan pembunuhan atas nama Mohammad Ahmadi dari Afghanistan, 62 tahun, yang terjadi pada November lalu. 

Sekretaris Jenderal di Islamic Center of New Mexico, Aneela Abad, menggambarkan kondisi komunitas yang terhuyung-huyung akibat pembunuhan itu. Kesedihan ini diperparah kebingungan dan ketakutan, akan apa yang mungkin terjadi selanjutnya. 

"Kami benar-benar terkejut dan masih berusaha memahami dan mengerti apa yang terjadi, bagaimana dan mengapa," ucap dia. 

Abad menyebut, tiga dari korban penembakan itu merupakan jamaah atau anggota komunitas. Sementara, korban keempat sangat terkenal di masyarakat. 

Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya

Saat ini, beberapa orang menghindari keluar rumah, kecuali benar-benar diperlukan. Beberapa mahasiswa Muslim bahkan bertanya-tanya apakah aman bagi mereka untuk tinggal di kota. Abad menyampaikan pihak Islamic Center telah meningkatkan keamanannya. 

Di sisi lain, pihak kepolisian mengatakan kendaraan yang sama diduga digunakan dalam empat aksi pembunuhan ini. 

Kendaraan Volkswagen dengan empat pintu berwarna abu-abu atau perak, yang tampaknya tipe Jetta atau Passat, memiliki jendela berwarna gelap. 

Pihak berwenang juga telah merilis foto kendaraan, dengan harapan orang dapat membantu mengidentifikasi mobil. Mereka menawarkan hadiah senilai 20 ribu dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan pelaku. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement