Koordinator pemerintah Israel di wilayah Palestina, Ghassan Alyan mengatakan dalam sebuah pernyataan pers, bahwa pembukaan kembali penyeberangan dengan Jalur Gaza datang dalam formula "kemanusiaan" hanya berdasarkan penilaian dan keamanan situasi.
“Tidak ada penduduk yang bisa bertahan (perang ini), terutama karena pendudukan Israel tidak membedakan antara militan dan warga sipil,” ujar Lubna al-Harazin, penduduk lain yang berbasis di Gaza.
Ketika Gaza diserang, ibu tiga anak berusia 26 tahun itu berdoa agar umat muslim Palestina tidak menjadi sasaran pembantaian lagi. “Musuh kita dengan sengaja membunuh sebanyak mungkin anak-anak, wanita dan orang tua untuk memaksa perlawanan untuk menerima kondisi mereka,” ungkapnya.