"Kami masih memberlakukan membuat makalah atau risalah. Mereka dituntut untuk memiliki referensi yang di mana bisa didapat dari IBF ini. Selain itu, ada santri kelas 12 yang dalam rangka mengakhiri pendidikan formal harus menyelesaikan karya tulis ilmiah," ujarnya.
Salah seorang santri dari Ponpes Turus, Nazwa (15 tahun) mengatakan dia baru pertama kali datang ke IBF. "Saya memang mau datang ke sini dan ini juga pertama kali datang," kata Nazwa.
Sebagai sosok yang hobi membaca buku, dia merasa sangat senang bisa ikut memeriahkan acara ini. Di sini, dia membeli beberapa buku penting, seperti kitab yang bisa digunakan untuk kegiatan di ponpes. Buku tersebut dia beli menggunakan uang tabungannya.
"Senang sekali ada pameran buku seperti ini soalnya bisa tahu lebih banyak buku dan kitab," tuturnya.
Selain santri, antusiasme pengunjung juga terlihat dari seorang ibu bernama Wiwit (35 tahun). Wiwit datang dari Bandung bersama anaknya. Di pinggir stan, dia duduk menunggu anaknya berkeliling stan.
"Acara ini seru, saya dari Bandung. Anak saya memang ingin sekali datang ke IBF karena di Bandung sudah lama tidak diadakan," ucap dia.