REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap akan ada lagi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menjadi Wakil Presiden bahkan Presiden. Kiai Ma'ruf bersyukur MUI telah memasuki usia ke-47 dan menjadi Wapres ketika menjabat Ketum MUI pada 2019 lalu.
"Saya menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Mudah-mudahan ke depan ada lagi yang Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang jadi Wakil Presiden atau bahkan jadi Presiden," ujar Wapres saat menghadiri Milad ke-47 MUI di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (26/7/2022).
Wapres mengatakan usia ke-47 adalah usia yang matang bagi MUI. Karena itu, dia berharap MUI dapat terus meningkatkan visinya sebagai mitra pemerintah yakni Shodiqul hukumah (mitra pemerintah) dan Khadimul Ummah (pelayan umat).
"Saya berharap kinerja MUI ke depan terutama lebih meningkatkan visi MUI baik yang menyangkut Shodiqul hukumah sebagai mitra pemerintah maupun sebagai Khadimul Ummah yakni pelayan umat," kata Wapres.
Wapres mengatakan, sebagai mitra pemerintah, MUI telah berbuat banyak kepada bangsa dan negara. Wapres mencontohkan ketika pandemi Covid-19. MUI memberikan fatwa-fatwa yang memberikan pemahaman kepada umat mulai dari vaksinasi hingga ibadah saat pandemi Covid-19.
"Termasuk tentang membolehkan untuk tidak berjumat dalam rangka menjaga umat, saya kira ini memberikan dampak meskipun pandemi belum hilang sampai saat ini," ujarnya.
Karena itu, pemerintah mengapresiasi kinerja yang dilakukan MUI selama ini. Pemerintah kata Wapres, berharap peran tersebut bisa terus ditingkatkan di masa mendatang.
"Pemerintah sangat berharap bahwa kemitraan dan partisipasi MUI akan terus diberikan, tidak hanya saat pandemi tetapi juga saat krisis-krisis yang akan datang, atau menjaga keutuhan umat dalam rangka Pilpres mendatang," katanya.
Sedangkan sebagai pelayan umat, Wapres berharap MUI terus menjaga umat dengan penguatan akidah umat. Menurutnya, penguatan akidah umat diharapkan dapat menjaga umat dari akidah-akidah menyimpang, pikiran menyimpang dan cara berpikir tidak moderat
"Menjaga dari cara berpikir yang tidak moderat, tidak wasathy melalui penguatan Islam wasathy harus terus digalakkan, menjaga umat dari pikiran yang ke kiri dan kanan, jangan sampai umat mengkonsumsi sesuatu yang tidak halal, minum tidak halal, dan bermuamalah yang tidak sesuai syariah," ujarnya.