REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengingatkan kepada para dai dan daiyah untuk tidak berperang ayat di dunia maya. Karena, menurut dia, perang ayat di media sosial hanya akan membuat kekacauan.
"Kalau para dai perang ayat dan perang statement, itu bisa kacau," ujar Kiai Cholil saat sambutan dalam acara silaturahim dai dan influencer di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (26/7/2022).
Dalam kegiatan bertema “Dakwah Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebinekaan” itu, Kiai Cholil mengatakan, dai berperan penting dalam merajut kesatuan dan kekuatan dalam bingkai kebinekaan.
Dia berharap halaqah dakwah ini menjadi ajang diskusi dan evaluasi kondisi umat terkini. Terlebih, kata dia, tahun ini terhitung sudah mulai memasuki tahun politik yang berpotensial mengubah kondisi keumatan.
Kegiatan silaturahim MU bersama para dai dan influencer ini merupakan rangkaian peringatan Milad ke-47 MUI. Kegiatan ini bernama Silaturrahim Dai dan Halaqah Dakwah Nasional. Selain dihadiri para da’i dan daiyah, acara ini juga dihadiri influencer keislaman di media sosial yang sedang naik daun yaitu Habib Husein Ja’far Al-Hadar.
Menurut Kiai Cholil, pertemuan ini adalah upaya awal untuk mempertemukan seluruh dai dan daiyah di Indonesia. Dia ingin memastikan silaturahim serupa bisa terus berjalan berkelanjutan.
“Jadi jangan kita melakukan perang-perang di dunia maya, mari kita bicarakan dan diskusikan hal-hal yang baik di MUI,” ucap Kiai Cholil.
Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok ini menambahkan, MUI berperan penting dalam melahirkan halaqah dakwah yang sesuai dengan konteks kebangsaan dan kebinekaan. Sejauh ini, kata dia, delegasi dai yang hadir dalam kegiatan tersebut sudah mengikuti program standardisasi dari MUI.
“Ini yang dakwah di telivisi dan Mushola sudah terstandardisasi oleh MUI. Bahkan, di beberapa negara, seperti Malasyia dan Brunei, ternyata juga menggunakan standard sertifikasi dari MUI juga,” kata Kiai Cholil.