Sabtu 09 Jul 2022 06:05 WIB

Masjid Satelit Muslim Indonesia di Negeri Sakura (Bagian 1)

Muslim Indonesia di Jepang menjaga asa membangun masjid permanen di Negeri Sakura.

Kegiatan anak-anak usai Sholat Idul Fitri 2022 di masjid satelit Ruumu Ichi di aula Gedung Minoridai City Center, Matsudo, Chiba, Jepang. Masjid Satelit Muslim Indonesia di Negeri Sakura (Bagian 1)
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Asep Wijaya, Jurnalis cum penulis yang bermukim di Jepang

Bermula dari aktivitas keislaman di tempat sewaan berlabel masjid satelit, muslim Indonesia di Jepang menjaga asa membangun masjid permanen di Negeri Sakura.

Baca Juga

Seorang pria berkulit putih celingukan di antara hilir mudik anggota jemaah salat idulfitri yang tengah mengambil penganan dari meja saji di belakang aula. Sambil berdiri di atas terpal biru yang membabar, dia memindai sekeliling dan mengamati para bocah berbaju muslim yang menghambur ke sana kemari. Sesekali dia menganggukkan kepala kala bersirobok dengan anggota jemaah lain yang menyapanya.

"Bukan [bingung]. Saya sedang mengamati interaksi [anggota] jemaah. Sebab, ini kali pertama saya bertemu dengan banyak warga muslim Indonesia di Jepang," jawab Adam, seorang mualaf berkebangsaan Amerika Serikat, saat merespons sapaan di sebuah aula pusat kegiatan masyarakat di kota Matsudo, Chiba, Senin (2/5/2022).

Adam merupakan salah satu warga muslim di Jepang—bersama puluhan orang lainnya—yang turut bersalat idulfitri di aula Gedung Minoridai City Center, Matsudo. Aula tersebut disewa oleh pengurus komunitas muslim Indonesia yang belakangan menamakan diri Ruumu Ichi. Adam adalah satu dari sejumlah warga muslim berkebangsaan asing yang hadir pada pelaksanaan salat berjemaah yang rutin diselenggarakan komunitas muslim tersebut.

Salah satu pemukim asal Indonesia yang tinggal di Matsudo, Hendra Setiawan, menyebut, selain menyelenggarakan salat id, Ruumu Ichi juga rutin mengadakan salat Jumat berjemaah. Baginya, agenda salat itu bermanfaat bagi muslim Indonesia yang tinggal di sekitar Matsudo. Selain faktor jarak, alasan bahasa menjadi pertimbangan utama Hendra memilih bersalat di aula Minoridai City Center daripada di masjid-masjid yang dikelola muslim Turki, Bangladesh, dan Pakistan.

"Salat di sini seperti salat di tanah air. Pertama, jarak tempuhnya dekat. Kedua, ceramahnya berbahasa Indonesia. Ketiga, saya dapat berinteraksi dan berbagi informasi dengan sesama warga Indonesia yang bermukim di Jepang," ungkap Hendra dalam percakapan via WA call, Selasa (5/7/2022).

Belakangan, lanjutnya, selain orang Indonesia dan seorang muslim asal Amerika Serikat, ada juga beberapa warga dari Pakistan dan Uzbekistan yang ikut bersalat Jumat berjemaah di aula yang disewa Ruumu Ichi. Alasan mereka memilih salat di sana lantaran jarak yang lebih dekat daripada ke masjid lain yang berada di pusat kota sehingga mereka dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

photo
Foto bersama usai sholat Jumat di masjid satelit Ruumu Ichi di aula Gedung Minoridai City Center, Matsudo, Chiba, Jepang. - (Dok, Pribadi/Asep Wijaya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement