Kemudian, Masjid Teele Wali, yang menurut para sejarawan, dibangun pada abad ke-16, juga disengketakan dengan alasan kuil-kuil bersejarah yang dipersembahkan untuk Shesh Nageshatileshwar dan dewa-dewa lain di kompleks itu dirusak. Kelompok ekstrem kanan Hindu, mengklaim Masjid Teele Wali adalah Laxman Tila dan harus dikembalikan kepada umat Hindu.
Petisi lain menentang Hazrat Khwaja Garib Nawaz Dargah di distrik Ajmer Rajasthan telah mengejutkan komunitas Muslim. Ini adalah makam Wali Sufi Khwaja Moinuddin Chishti, seorang yang dianggap orang suci Sufi abad ke-13 dan filsuf. Pada Mei, sebuah petisi diajukan kembali oleh kelompok sayap kanan Hindu Maharana Pratap Sena. Mereka mengklaim situs tersebut adalah sebuah kuil dan menuntut survei itu oleh Survei Arkeologi India (ASI).
“Dargah Khwaja Gareeb Nawaj adalah kuil Hindu kuno sebelumnya. Simbol Swastik ada di dinding dan jendela. Kami menuntut agar ASI melakukan survei terhadap dargah tersebut,” kata ketua kelompok itu kepada wartawan.
Menurut Rezavi, tuntutan saat ini untuk merestorasi kuil lebih tentang retribusi daripada keadilan, karena pengadilan sekarang sering mengizinkan petisi terhadap masjid sehingga membantu kelompok Hindu. Agenda kanan Hindu hampir selalu adalah untuk menjelek-jelekkan Muslim dengan menggunakan versi sejarah yang menunjukkan penguasa Muslim India pada abad pertengahan sebagai orang yang sulit diatur dan tidak adil.
“Nasionalis Hindu sekarang percaya negara bersama mereka, dan mereka sekarang dapat menuntut kembalinya tempat ibadah Muslim lainnya kepada umat Hindu. Inilah sebabnya mengapa di Mathura atau Mysuru, nasionalis Hindu menuntut hak untuk beribadah di tempat-tempat suci Muslim atau mengancam untuk menghancurkan mereka," kata Manimugdha Sharma, peneliti PhD dalam Sejarah di University of British Columbia, Kanada, dan rekan di Institute of Asian Research, School of Public Policy and Global Affairs.
Rezavi menggemakan pandangan yang sama, mengatakan Muslim dikambinghitamkan atas apa yang dilakukan beberapa raja abad pertengahan terhadap umat Hindu di abad ke-17 adalah bagian utama dari revisionisme sayap kanan Hindu, yang sangat kontras dengan apa yang telah diajarkan dalam buku teks India sejak negara itu memenangkan kemerdekaan dari Inggris pada 1947.
Bagi Sharma, India telah sampai pada titik di mana semangat nasionalistik Hindu mengalahkan kesarjanaan. "Fakta tidak penting di sini. Dalam pertempuran iman versus fakta, fakta jarang menang," katanya.
https://www.trtworld.com/magazine/the-temple-mosque-conflict-india-s-contested-heritage-58281