REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beasiswa Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengadakan penguatan kapasitas bagi lembaga Beasiswa Kemitraan Baznas 2021 melalui pelatihan dengan tema "Digital Fundrising", Jumat (24/6). Pelatihan itu diberikan kepadalembaga mitra terpilih Baznas agar dapat meningkatkan kemandirian lembaga melalui penguatan penghimpunan lembaga selama bermitra dengan Baznas.
Pelatihan ini dihadiri Deputi II Baznas RI, Dr H M Imdadun Rahmat MSi sebagai pemberi sambutan. Adapun narasumber adalah Kepala Divisi Pengumpulan Baznas RI, Fahrudin; Kepala Divisi Pendidikan dan Dakwah Baznas RI; dan dibuka oleh Kepala Beasiswa Baznas RI, Sri Nurhidayah; serta Marina Intansari, tim beasiswa Baznas, selaku MC.
Acara tersebut dihadiri oleh 22 peserta dari peserta Beasiswa Kemitraan yang terdiri dari empat lembaga mitra Beasiswa Kemitraan Baznas 2021 yaitu Yayasan Peduli Kasih ABK, Yayasan Sam'an Netra Mulia, SLB Aisyiyah Singaparna, dan Yayasan Ta’awun Indonesia.
Saat memberikan sambutan, Imdadun Rahmat menyampaikan kemampuan secara mandiri secara finansial akan menjadi titk penting keberlangsungan suatu lembaga. “Untuk dapat mandiri, lembaga tidak hanya bergantung pada satu sumber, tapi mudah-mudahan nanti bisa berbagai sumber,” ujar Imdad.
“Salah satu lembaga bernama at taawuun artinya solidaritas, napas filantropi, perjuangan; al musyawah berarti wujud spirit; prinsip inklusifitas, tidak boleh ada orang yang terabaikan dan al adalah artinya keadilan, pemerataan. Paling penting tekad semangat spirit untuk itu semua, untuk menjadi extraordinary,” ujar Imdad seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (24/6).
Fahrudin sudah berpengalaman dalam hal pengumpulan melalui media digital bagi lembaga filantropi. Ia menyampaikan pentingnya berevoolusi di tengah era digital. “Metode-metode bisnis telah berubah dan terdampak arus digitalisasi. Contohnya beberapa toko klontong (konvensional) mulai tergantikan dengan marketplace melalui aplikasikan digital begitupun model dalam digital fundraising,” papar Fahrudin.
“Salah satu manfaat dari digital fundrising adalah dapat fleksibel digunakan semua jenis pengumpulan dana yang ingin beralih ke media online, mempu menjangkau secara personal dan mampu menyebarkan informasi pada target spesifik secara luar,” tambah Fahrudin.
Salah satu peserta Sawitri Retno selaku kepala Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus mengatakan, pelatihan digital fundraising ini merupakan pelatihan yang penting bagi lembaga untuk dapat memaksimalkan pengumpulan. “Lembaga kami lebih suka mengirimkan informasi funding kami secara online melalui jaringan kami secara personal untuk lebih dekat dengan calon pendana“ kata Sawitri.
Terdapat empat lembaga Beasiswa Kemitraan Baznas terpilih pada tahun 2021 yaitu Yayasan Ta'awun Indonesia, Yayasan Sam'an Netra Mulia, Yayasan Aisyiyah Singaparna dan Yayasan Peduli Kasih ABK. Tiga lembaga bergerak pada kelompok disabilitas dan 1 lembaga bergerak pada pengentasan buta aksara di daerah 3T Indonesia. Semoga program ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas.