Kamis 23 Jun 2022 01:05 WIB

Fatima Hamed Hossain dan Tekad Perangi Islamofobia di Ceuta, Spanyol

Ia simbol nasional untuk perang melawan ujaran kebencian terhadap Islam dan ketidakse

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Fatima Hamed Hossain, Muslimah asal Ceuta, Spanyol. Ia memerangi islamofobia di Spanyol. Fatima Hamed Hossain dan Tekad Perangi Islamofobia di Ceuta, Spanyol
Foto:

Hal ini karena komposisi etnis dan situasi ekonomi kota Ceuta. Dengan populasi 85 ribu, Ceuta secara historis menyambut semua kepercayaan dan tradisi karena posisinya yang strategis di Selat Gibraltar.

Kota ini selalu bangga dengan keharmonisan dan koeksistensi antara empat agama, ada kuil Hindu dan sinagoga, perayaan Islam Idul Adha adalah hari libur umum dan prosesi Katolik dirayakan setiap Paskah.

Namun, di balik percampuran budaya dan agama menyembunyikan realitas yang timpang. Di luar pusat kota yang bersih dan makmur, pinggiran kota berpenduduk mayoritas Muslim yang padat memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Spanyol (hingga 30 persen).

"Kami menghitung bahwa antara 75 persen dan 80 persen pengangguran adalah Muslim," kata Adbelkamil Mohamed, yang bertanggung jawab atas asosiasi lingkungan di El Principe, kawasan paling tertekan di Ceuta, dengan pendapatan rata-rata di antara yang terendah di Spanyol.

Mohamed berpikir kesenjangan ini karena kerusakan yang bersifat institusional. Karena Partai Rakyat yang konservatif dan Kristen-demokratis telah memerintah Ceuta selama dua dekade terakhir, sampai kalah dalam pemilihan April 2019. Mereka berkuasa tanpa berfokus pada peningkatan pendidikan atau pekerjaan bagi warga Muslim di kota ini.

Dukungan ke Fatima Hossain dan dukungan nasional

Suara Fatima Hossain dan intervensi publik yang membela keragaman Ceuta dan mengklaim identitasnya sendiri sebagai "Spanyol dan Muslim" telah mendapatkan pengakuan dan dukungan secara nasional. Bukti pertumbuhan itu, dari politik lokal hingga nasional, diperkuat ketika ia mengikuti sebuah acara November lalu di Valencia, bersama beberapa politisi wanita paling progresif di Spanyol.

Pertemuan tersebut diadakan untuk membahas isu-isu feminis dan untuk berbagi perspektif bersama, tetapi alasan mengapa itu menarik perhatian luas media adalah karena kehadiran menteri tenaga kerja dan sosial ekonomi, Yolanda Diaz. Diaz adalah salah satu tokoh paling populer di pemerintahan sayap kiri Spanyol, yang saat ini sedang mempersiapkan platform untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum 2023.

"Kami bangga dan senang diakui dan melihat diri kami bersama wanita luar biasa ini. Tapi fokus kami ada di Ceuta, dan masalah yang kami hadapi di sini," kata Fatima Hossain, ketika ditanya tentang kemungkinan dia memasuki politik nasional. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement