Kamis 23 Jun 2022 01:05 WIB

Fatima Hamed Hossain dan Tekad Perangi Islamofobia di Ceuta, Spanyol

Ia simbol nasional untuk perang melawan ujaran kebencian terhadap Islam dan ketidakse

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Fatima Hamed Hossain, Muslimah asal Ceuta, Spanyol. Ia memerangi islamofobia di Spanyol. Fatima Hamed Hossain dan Tekad Perangi Islamofobia di Ceuta, Spanyol
Foto:

"Saya terlibat dalam politik karena banyak dari kita dibesarkan di daerah yang terlupakan dan telantar. Itu membuat Anda sadar bahwa ada warga negara yang terabaikan meskipun sama dalam hukum, tidak sama dalam hak," tambahnya, mengacu pada ketidaksetaraan yang mencolok di Ceuta di mana 40 persen populasi hidup dalam risiko kemiskinan dan pengucilan sosial.

Keluarga Hossain mampu membayar kuliahnya melalui beasiswa, dan hari ini dia adalah seorang ahli hukum yang berspesialisasi dalam hak asasi manusia dan kesetaraan gender. Sebuah profesi yang dia seimbangkan dengan tugasnya sebagai perwakilan politik.

Penghinaan Terhadap Muslim Ceuta

Dalam pemilihan regional 2015, Partai MDyC memenangkan tiga kursi di parlemen yang terdiri dari 25 kursi. Dia menjadi wanita Muslim pertama dan satu-satunya yang memimpin partai politik terpilih di Spanyol.

Gesekan dengan partai sayap kanan Vox pada 2019 sebagai kekuatan politik utama mempengaruhi ketertiban dan stabilitas Ceuta. Partai MDyC kehilangan satu kursi dan Partai Rakyat yang konservatif, yang telah memegang mayoritas sejak 2001, juga kehilangan kursi dari sayap kanan.

Isu anti-imigran dan anti-Islam, oleh kelompok sayap kanan, di parlemen dan di media sosial, mencoba mendiskreditkan Fatima Hossain dengan menyebutnya "jihad", "syariah" atau "pro-Maroko". Dia mengatakan penghinaan ini bertujuan menggambarkan populasi Muslim Ceuta sebagai orang asing di negara mereka sendiri, menghubungkan mereka dengan imigran ilegal.

Carlos Verdejo, seorang anggota parlemen dan juru bicara Vox di Ceuta, pernah mentweet ancaman untuk mendeportasi Fatima Hossain kembali ke Maroko. "Kita tidak bisa tinggal diam di hadapan mereka yang datang untuk menyebarkan kebencian dan penghinaan," kata Carlos.

Bangkitnya sayap kanan di Ceuta

Lahir di tengah ketegangan domestik yang ditimbulkan oleh separatisme Catalan dan peningkatan jumlah imigran yang tiba di pantai Spanyol dari Afrika pada tahun 2018, partai Vox pimpinan Santiago Abascal memenangkan kursi parlemen pertamanya (24) dalam pemilihan umum April 2019.

Dalam pemilihan umum November pada tahun yang sama, Vox menjadi kekuatan politik ketiga negara itu ketika memperoleh 3,6 juta suara dan 52 kursi di kongres deputi. Di Kota Ceuta, Partai Vox juga memasuki panggung politik pada 2019, menyebarkan retorika yang lebih bermusuhan daripada di berbagai bagian lain negara itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement