Selasa 21 Jun 2022 20:47 WIB

Laporan: 800 Masjid Lebih di Jerman Diserang Kelompok Neo-Nazi Sejak 2014

Kasus serangan masjid di Jerman banyak yang tidak ditangani kepolisian

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
(Ilustrasi) Ilustrasi masjid Jerman. Kasus serangan masjid di Jerman banyak yang tidak ditangani kepolisian
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Sebuah laporan dari Kelompok FAIR Hak Asasi Manusia Manusia Internasional di Jerman, dari tim reaksi cepat pemberi bantuan mengungkapkan lebih dari 800 masjid di Jerman telah menjadi sasaran ancaman dan serangan sejak 2014. Sasaran serangan kepada masjid tersebut dilakukan kelompok Neo-Nazi atau ekstremis sayap kiri.

Sayangnya berbagai serangan tersebut tidak pernah diselidiki hingga tuntas ke jalur hukum. Kelompok hak asasi ini telah mendirikan pusat pelaporan atas serangan rasial pertama di Jerman untuk serangan terhadap masjid. Dan telah tercatat hampir 840 insiden serangan, vandalisme, dan ancaman antara 2014 hingga 2022.

Baca Juga

Sebuah analisis terperinci dari serangan yang terjadi pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa para pelaku berganti-ganti di setiap serangan. Namun diketahui pemicu ialah kelompok ekstremis sayap kanan dan pendukung neo-Nazi dan diarahkan selalu kepada tempat ibadah umat Islam.

Di antara 120 serangan terhadap masjid yang tercatat pada tahun 2018, hanya sembilan kasus dimana pelakunya dapat diidentifikasi.  "Tingginya angka serangan ini menimbulkan kekhawatiran,” para kata tim pemberi bantuan menekankan.

Laporan juga menunjukkan bahwa dalam setidaknya 20 kasus yang terjadi, termasuk di dalamnya insiden serangan dan pembakaran. Bahkan pelaku serangan dan tersangka tidak segan-segan menyebabkan kematian atau kerusakan tubuh korban yang parah.

“Secara umum, petugas polisi tiba di tempat kejadian dengan sangat cepat dan segera memulai penyelidikan. Namun demikian, hampir tidak ada insiden yang dapat diselesaikan hingga hari ini, ” kata para ahli.

Ancaman bahaya bagi umat Islam yang terus terjadi ini harus menjadi perhatian oleh otoritas pemerintah Jerman. Sosiolog dan ilmuwan politik di Jerman, Yusuf Sari mengatakan kepada Anadolu Agency terkait hal ini.

“Menurut pendapat kami, salah satu temuan terpenting adalah bahwa komunitas masjid tidak menginformasikan hal ini meskipun mereka telah diserang berkali-kali sebelumnya," kata Yusuf Sari.

Baca juga: Neom Megaproyek Ambisius Arab Saudi, Dirikan Bangunan Terbesar di Dunia

 

“Selain itu, setengah dari serangan berasal dari sayap kanan, dan dalam banyak kasus pelakunya belum tertangkap. Artinya, pelaku masih menjadi ancaman bagi umat Islam," katanya.

“Penting juga untuk dicatat bahwa masyarakat yang menjadi korban, sering dibiarkan sendiri setelah insiden serangan dan tidak menerima bantuan, baik spiritual maupun material,” kata Yusuf Sari. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement