REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih memuji Arab Saudi sebegai mitra strategis, Selasa (7/6/2022). Hal ini diungkapkan dengan nada yang terasa lebih bersahabat daripada komentar sebelumnya yang diucapkan pejabat administrasi Biden selama setahun terakhir.
Hubungan antara Washington dan Riyadh memburuk sejak pemilihan Presiden AS Joe Biden pada Januari 2021. Tetapi invasi Rusia ke Ukraina dan perkembangan geopolitik lainnya telah membuat pejabat pemerintahan Biden berusaha meredakan hubungan. Terutama setelah Arab Saudi menolak seruan AS untuk meningkatkan hubungan mereka.
“Arab Saudi telah menjadi mitra strategis Amerika Serikat selama delapan dekade. Setiap presiden sejak FDR (Franklin Delano Roosevelt) telah bertemu dengan para pemimpin Saudi dan presiden (Biden) menganggap Arab Saudi sebagai mitra penting dalam sejumlah strategi regional dan global,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu (8/6/2022).
Berbicara dalam konferensi pers Gedung Putih, Jean-Pierre mengutip bantuan Arab Saudi dalam upaya AS untuk mengakhiri perang di Yaman, menahan Iran, dan melawan terorisme. “Pilot Saudi terbang bersama kami dalam perang melawan ISIS, patroli angkatan lautnya bersama kami di Laut Merah dan Teluk, dan personel militer AS berbasis di Arab Saudi,” ujarnya.
Biden diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi akhir bulan ini untuk bertemu dengan pejabat tinggi Saudi, termasuk Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Tapi jadwalnya tidak pernah selesai. Bahkan dia akan melakukan perjalanan bersam pada Juli.
Sebagian besar Demokrat progresif telah menolak upaya untuk memperbaiki hubungan yang berantakan antara AS dan Arab Saudi, tapi Jean-Pierre mengatakan Biden akan bertemu dengan pemimpin mana pun jika itu melayani kepentingan rakyat Amerika. “Dia percaya bahwa keterlibatan dengan para pemimpin Saudi jelas memenuhi ujian itu, seperti halnya setiap presiden sebelumnya,” tambahnya.