REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Tarbiyah Islamiyah tahun ini genap berusia 94 tahun, sejak didirikan pada 5 Mei 1928. Sepanjang perjalanannya, organisasi ini telah melalui berbagai liku dan rintangan hingga bisa bertahan sejauh ini.
"Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) pernah menjadi partai peserta pemilu pada 1955. Pada 1969, pendiri Perti Syekh Sulaiman Arrasuli menyerukan agar Perti menanggalkan status sebagai partai politik dan kembali ke khitah sebagai organisasi sosial keagamaan," ucap Ketua Pengurus Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah Provinsi Sumatra Barat, Prof Sufyarma Marsidin, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (7/6/2022).
Meski telah mengubah sepenuhnya menjadi organisasi sosial keagamaan, namun Perti tidak sepenuhnya lepas dari politik. Kala itu, ada kecondongan berafiliasi pada dua partai politik besar, dengan Tarbiyah kepada Golkar dan Perti pada PPP.
Dengan intensifnya aktivitas di dunia politik, pendidikan tarbiyah islamiyah semakin terabaikan. Sadar akan makin menjauhnya persatuan dari khitahnya, akhirnya keinginan untuk keluar dari kehidupan politik praktis benar-benar menguat dan persatuan tarbiyah Islamiyah disebut harus kembali memperhatikan dunia pendidikan.
Saat dilakukan kongres di Jakarta pada 2005 lalu, diambil kesepakatan dan pernyataan Tarbiyah tidak lagi menjadi bagian dari Golkar. Begitu juga dengan kelompok Perti juga tidak lagi berafiliasi dengan PPP.
"Alhamdulillah pada Oktober 2016, Tarbiyah dan Perti islah dan kembali menjadi satu Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah-Perti). Momentum bersatunya kembali kekuatan Tarbiyah dan Perti tentu akan memperkuat energi persatuan dalam melaksanakan khittah pendidikan, dakwah dan sosial," lanjutnya.
Prof Marsidin pun menyebut pada 8 Juni besok di tanah kelahiran Persatuan Tarbiyah Islamiyah akan digelar peringatan Milad-94. Peringatan tahun ini mengangkat tema “Menyongsong Satu Abad Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Meneguhkan Khittah untuk Peradaban Bangsa”.
Pilihan tema ini disampaikan tidak lepas dari kesadaran Persatuan Tarbiyah untuk berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Visi tersebut hanya bisa terwujud bila seluruh komponen bangsa berkomitmen membangun sumber daya manusia yang mumpuni.
Sebagai ormas yang bergerak dibidang pendidikan, dakwah dan sosial, Persatuan Tarbiyah Islamiyah merasa ikut bertanggung jawab melahirkan SDM-SDM yang mumpuni dibidangnya, khususnya dalam bidang keagamaan Islam.
Melalui madrasah dan pesantren yang ada di bawah bendera Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Perti akan terus berkonstribusi untuk kemajuan peradaban bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, akan diluncurkan pula Tarbiyah-Perti TV, Laziswaf Persatuan Tarbiyah Islamiyah, serta peluncuran buku ketarbiyahan. Buku pertama berjudul “Tarbiyah Ramadhan”, yang merupakan buku bunga rampai kumpulan tulisan pengurus dan jamaah Tarbiyah-Perti Sumbar, yang diterbitkan secara rutin selama Ramdhan 1443 H pada Harian Singgalang, Posmentro dan Haluan.
Buku kedua berjudul “Garis Perjuangan Tarbiyah Islamiyah” yang ditulis Dr Zulkifli. Karya ini berisi semangat lahirnya persatuan dan apa yang sesungguhnya yang menjadi esensi dan identitas Persatuan Tarbiyah Islamiyah.
Selain itu, dalam kegiatan perayaan hari lahir itu juga akan dilaksanakan orasi ilmiah ketarbiyahan yang akan disampaikan Prof Alaidin Koto, pakar politik Islam UIN Sutan Syarif Kasim Pekanbaru.
"Momentum Milad ke-94 ini diharapkan menjadi penanda kebangkitan gerakan persatuan Tarbiyah Islamiyah pada khittah yang diamanatkan pendirinya. Persatuan Tarbiyah Islamiyah mesti terus berbuat dalam menjaga manhaj ahlussunnah waljamaah dan mengembangkan Islam yang rahmatan lil’alamin dalam kerangka NKRI," ucap Prof Marsidin.