REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Nasyirul Falah Amru, menyebut Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) sebagai organisasi yang sejalan dengan presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno. Dia menjelaskan, pendiri PERTI, Syekh Sulaiman Arrasuli, adalah salah satu ulama yang menegaskan keabsahan Presiden Soekarno.
"Setelah merdeka, khan Bung Karno itu ditetapkan sebagai presiden tidak melalui pemilihan umum, maka muncul perdebatan soal keabsahan beliau. Nah Syekh Sulaiman Arrasuli menegaskan Bung Karno sah sebagai Presiden RI," ujar Gus Falah pada kegiatan Milad PERTI ke-95, Jumat (5/5/2023).
Politikus PDI Perjuangan itu kemudian mengungkapkan sejarah berikutnya, yakni ketika pemimpin PERTI, KH Sirajuddin Abbas, menegaskan pemberontakan PRRI adalah jalan yang salah. Hal tersebut, kata dia, ditegaskan sang Kyai dalam Konferensi PERTI pada pertengahan tahun 1963.
Sebagai tokoh Islam dari Sumatra Barat (Sumbar), KH Sirajuddin menegaskan PRRI yang basis gerakannya di Sumbar, telah durhaka kepada kepala negara yang ditetapkan ulama-ulama Islam.
"Beliau (KH Sirajuddin) sepakat dengan NU, bahwa Bung Karno adalah waliyul amri bis syawkah dan ulim amri yang harus ditaati. Sehingga beliau pun menolak pemberontakan," jelas Gus Falah.
Karena sikap-sikap itulah, Gus Falah mengungkapkan, PERTI dikenal khalayak sebagai ‘benteng Islam’-nya Bung Karno. Dia menyampaikan, Bamusi dan PDI Perjuangan sangat memahami fakta sejarah itu.
“Ketika para pendiri dan ulama PERTI bersinergi dengan Bung Karno dalam menjaga negeri ini," ujar Gus Falah.