REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy turut serta dalam Takziyah Virtual atas wafatnya mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Prof Ahmad Syafii Maarif yang digelar pada Ahad (29/5/2022) malam.
"Malam ketiga wafatnya ayah kita, sahabat kita, Prof Ahmad Syafii Maarif. Marilah kita doakan almarhum bapak Prof Ahmad Syafii Maarif agar diampuni dosanya, diterima amal kebajikannya, mendapat tempat kedudukan yang mulia di surga," kata Muhadjir dikutip dari laman Youtube TV Muhammadiyah, Senin (30/5/2022).
Muhadjir mengatakan, dengan segala kemampuan yang dimilikinya, dia kerap memantau perkembangan kesehatan Buya Ahmad Syafii Maarif semasa masih di rumah sakit. Menurut dia, tim dokter PKU Muhammadiyah Gamping dan segala doa yang dilakukan sudah semaksimal mungkin dijalankan.
"Bapak presiden juga menyerahkan tim dokter kepresidenan membantu tim yang sudah dibentuk PKU Muhammadiyah Gamping yang sudah kapabel dan kompeten. Sekali lagi apa pun ikhtiar kita Allahlah yang menentukan, siapa pun yang dikehendaki maka tidak ada kata bisa ditunda atau dimajukan,\" kata dia.
Muhadjir mengatakan, dengan kehilangan yang mendalam ini, maka orang-orang dapat memanfaatkannya untuk mengingatkan pada diri masing-masing bahwa cepat atau lambat semua akan menyusul Buya Ahmad Syafii Maarif. Masyarakat dapat mencotoh kebaikan dari Buya Ahmad Syafii Maarif.
"Prof Ahmad Syafii Maarif pribadi yang sangat baik, mulia begitu dermawan, sederhana, menerima siapa saja, nyaris tidak ada sekat hubungan beliau dengan siapa saja," ucap Muhadjir.
Sementara Kardinal Ignatius Suharyo dari Keuskupan Agung Jakarta mengungkapkan pengalamannya bersama dengan Prof Ahmad Syafii Maarif. Menurut dia, beliau adalah pribadi yang sederhana.
"Saya garis bawahi kalau saya ditanya menggambarkan Buya Ahmad Syafii Maarif dalam satu kata, pasti ada banyak, akademisi, penulis, pemimpin, saya pilih Buya Ahmad Syafii Maarif adalah pribadi yang sederhana, dalam arti ini untuk menjadi sederhana tidak mudah, beliau pribadi yang cerdas, semakin cerdas semakin sederhana," kata Suharyo.