REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan sudah menyusun strategi bagaimana cuaca ekstrem di Arab Saudi tidak membuat jamaah haji sakit. Prediksinya, selama operasional haji, cuaca di Arab Saudi panas ekstrem mencapai 49 derajat celcius.
"Musim haji tahun ini istimewa karena berada puncak musim panas di Saudi," kata Koordinator Emergency Medical Team (EMT) dr Erwinsyah, saat berefing di Bimbingan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di asrama Haji Pondok Gede, Kamis (19/5/2022).
Erwinsyah mengatakan, cuaca panas pada oprasional haji tahun ini akan menyebabkan banyak resiko akan dialami jamaah haji. Faktor risiko paling besar yang dialami jamaah adalah sengatan panas, dehidrasi, kelelahan, dan kaki melepuh,"
"Untuk itu dibutuhkan informasi dan edukasi yang intens kepada jamaah, terutama terkait faktor risiko tersebut," katanya.
Untuk mengurangi faktor risiko tersebut, EMT akan memperkuat edukasi kepada jamaah haji. Beberapa edukasi yang perlu disampaikan kepada jamaah haji antara lain, penggunaan alat pelindung diri (APD), penggunaan alas kaki, menjaga prokes, prilaku hidup bersih sehat (PHBS).
"Kita buat program minum sesering mungkin, dan terpenting jamaah harus mengurangi aktivitas fisik berlebih," katanya.
Erwinsyah memastikan timnya akan terus bekerja keras melakukan edukasi-edukasi kepada jamaah terkait dengan bagaimana cara melindungi dirinya dari risiko yang akan terjadi selama operasional haji. Untuk itu dia berharap jamaah haji mengurangi aktivitas berlebih demi menjaga kesehatan selama oprasional haji.
"Kita akan terus berusaha memberikan edukasi kepada jamaah agar sehat sampai bisa melaksanakan semua rukun dan wajib haji di Armuzna," katanya
Erwinsyah mengatakan Armuzna merupakan puncak ibadah haji, di mana akan banyak jamaah sakit bahkan meninggal dunia. Pada prosesi Armuzna ini petugas kesehatan harus mengerahkan segala kemampuannya untuk mengurangi resiko kesakitan dan kematian pada jamaah haji.