REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Syariah, Yusuf Wibisono, menyampaikan, pesantren seharusnya fokus di bidang pendidikan karena mereka lembaga pendidikan. Jadi fokus isu utamanya adalah pendidikan.
"Kalau (pesantren) mau diarahkan ke isu ekonomi, paling tidak membuat kurikulum yang mendorong pesantren agar bisa mengembangkan kompetensi-kompetensi baru yang sesuai perkembangan zaman terutama perkembangan ekonomi syariah, kalau menurut saya itu," kata Yusuf kepada Republika, Rabu (11/5/2022).
Yusuf mengatakan, sampai sekarang belum melihat adanya upaya-upaya mereformasi kurikulum pesantren agar lulusannya punya kompetensi baru yang bisa merespon tantangan zaman. Misalnya bisnis digital yang melibatkan ekonomi syariah, karena sekarang ekonomi syariah banyak yang terlibat dalam instrumen digital. Sebagai contoh lembaga amil zakat dan bank syariah yang berkaitan dengan digital.
Ia mengatakan, jangankan merambah ke isu digitalisasi ekonomi syariah, mungkin masih ada lulusan pesantren yang belum paham betul tentang ekonomi syariah. Misalnya ekonomi syariah itu apa dan di dalamnya ada bidang apa saja, mungkin tidak semua santri paham.
"Misalnya lembaga amil zakat, kalau dilihat sekilas karena belum diketahui angka statistiknya, kalau melihat sekilas ke beberapa lembaga amil zakat kebanyak pelakunya bukan alumni pesantren, kebanyakan dari lembaga pendidikan umum, orang-orang pesantrennya sepertinya sedikit, itu segelintir contoh saja," ujar Yusuf.
Menurutnya, pesantren belum mengembangkan kompetensi yang seharusnya diambil pesantren. Kurikulum pesantren bisa direformasi, itu yang paling terdekat dalam upaya membantu ekonomi syariah, karena sesuai dengan jalur pesantren di bidang pendidikan.
Ia mengatakan, kalau melakukan reformasi kurikulum pesantren diharapkan semakin banyak lulusan pesantren yang melek ekonomi syariah. Bersyukur kalau lulusannya setelah keluar dari pesantren bisa melanjutkan bidang yang relevan atau sesuai dengan ekonomi syariah.
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, pesantren menjadi salah satu penggerak ekonomi umat guna meningkatkan perekonomian.
"Ekonomi untuk tumbuh memerlukan banyak unsur penggerak. Sehingga kita punya tanggung jawab menggerakkan kembali pesantren sebagai salah satu tonggak ekonomi umat untuk menumbuhkan perekonomian," ujar Erick.