Ahad 01 May 2022 13:54 WIB

Khutbah Idul Fitri 1443 H: Menatap Masa Depan Pascapandemi Covid-19

Idul Fitri di masa pandemi menyisakan hikmah untuk perbaikan umat

Ilustrasi khutbah Idul Fitri. Idul Fitri di masa pandemi menyisakan hikmah untuk perbaikan umat
Foto:

Oleh : Prof Syihabuddin Qalyubi, guru besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Allahu akbar wa lillâhil hamd

Dari sekian deretan musibah yang datang bertubi-tubi, dan saling silih berganti, ternyata Allah SWT mengirimkan risalaah cintakepada hambanya. Para ilmuwan menyatakan bahwa selama masa pandemi Covid-19, sejak awal 2020 lalu membuat lapisan ozon yang selama ini menjadi ancaman untuk kesehatan manusia dan iklim, mengalami penurunan 15 persen secara global.

Dalam pengertian memberikan efek positif kepada kehidupan di jagad raya ini. Sudah barangtentu para ilmuwan di bidangnya bisa menjelaskan fenomena ini. 

Setelah covid-19 berlalu, ternyata di samping musibah yang memilukan itu, ada beberapa hikmah yang patut kita renungkan. Antara lain: 

1. Adanya percepatan transformasi pendidikan. Banyak muncul aplikasi pembelajaran online. Munculnya kreativitas tanpa batas, pengajar dan peserta didik  terbiasa menggunakan media pembelajaran jarak jauh, misalnya email, WAG, Google Meet, Zoom, dan Google Classroom, yang dalam keadaan normal sangat sulit dapat tercapai secara massif 

2. Aturan-aturan baru sebagai respons terhadap kondisi dan situasi pandemi ini membentuk kebiasaan baru bagi masyarakat yang bersifat positif, yaitu lebih patuh pada aturan, lebih aktif menjaga kebersihan diri dan keluarga, lebih sadar dan aktif melindungi keselamatan dan kesehatan diri dan orang lain. Manusia semakin terbiasa menjaga pola hidup sehatnya, makan yang bergizi, senang berolahraga, dan rajin memeriksa kesehatannya secara teratur  

3. Di satu sisi banyak aneka sumber kehidupan yang menghilang, tetapi di sisi lain muncul bisnis-bisnis baru yang sebelum Covid-19 kurang diperhatikan

4. Masyarakat menjadi lebih sadar tentang makna ritual keagamaan dan kaitannya dengan kematangan spiritual dengan memandangnya sebagai proses mencari sesuatu yang lebih utama dan bermakna 

5. Kita sebagai umat Islam (orang yang tunduk kepada kekuasaan Allah) harus bertawakkal dalam pengertian sadar dengan sesadar-sadarnya, bahwa dalam hidup ini, ada hukum (sistem) yang berlaku di luar kehendak manusia, sehingga dalam segala ikhtiar itu senantiasa dikembalikan kepada Allah SWT 

 

Jamaah Id rahimakumullah

Perubahan fenomena alam yang berakibat pada perubahan sosial ini, sangatlah mudah bagi Allah SWT. Allah Mahakuasa untuk mengadakan yang tidak ada, dan meniadakan yang ada. Sehingga sudah selayaknya kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita, khususnya umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca juga: Dalil Alquran dan Hadits yang Mengharamkan Praktik Riba

Syekh Said Rhamadhan Al Buthi menjelaskan bahwa sikap kita terhadap Allah harus sesuai dengan perintah-Nya (taat dan beriman sepenuhnya kepada Allah). Demikian pula sikap kita terhadap sunatullah harus sesuai dengan hukum-hukum alam yang ditetapkan oleh-Nya sebagai asas keteraturan alam. 

Perubahan sosial merupakan bagian dari sunatullah, kita sebagai makhluk hidup tidak bisa menghindar dari sunatullah ini. Kita harus bijak dalam menghadapinya, Yaitu antara lain mengerahkan segala daya upaya untuk mempelajari sunatullah atau hukum alam ini, melalui ilmu pengetahuan atau teknologi, sehingga kita bisa menemukan rahasia di balik semuanya itu, dan bisa merespons secara positif segala perubahan yang ditimbulkannya.

Jangan sampai terjadi merespons terhadap virus corona ini memunculkan virus lainnya yang lebih berbahaya, seperti dekadinsi moral dan hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan sosial. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement