Selasa 12 Apr 2022 19:27 WIB

BMH Salurkan Bantuan pada Masyarakat dan Dai Pedalaman

Dalam penyaluran bantuan, BMH turut menghadapi kendala di lapangan.

Lembaga Amil Zakat (LAZ), Baitul Maal Hidayatullah (BMH) turut menyalurkan bantuan kepada masyarakat dan para dai yang bertugas di daerah pedalaman tanah air selama bulan suci Ramadhan.
Foto: istimewa
Lembaga Amil Zakat (LAZ), Baitul Maal Hidayatullah (BMH) turut menyalurkan bantuan kepada masyarakat dan para dai yang bertugas di daerah pedalaman tanah air selama bulan suci Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Amil Zakat (LAZ), Baitul Maal Hidayatullah (BMH) turut menyalurkan bantuan kepada masyarakat dan para dai yang bertugas di daerah pedalaman tanah air selama bulan suci Ramadhan.

"Guna menguatkan kiprah para Dai Tangguh di pedalaman BMH menyalurkan berbagai macam program, terkhusus wilayah yang selama ini menjadi basis binaan Dai BMH. Program yang digulirkan dibulan Ramadhan ini mulai dari buka puasa berkah bersama masyarakat pedalaman, Penyaluran mushaf Alquran dan peralatan ibadah, karpet untuk masjid dan sarana ibadah lainnya seperti pembangunan masjid," kata Direktur utama BMH, Supendi pada Selasa (12/4/2022).

Baca Juga

Supendi melanjutkan, Selain bantuan diberikan kepada masyarakat pedalaman, BMH juga memberikan dukungan Kafalah atau natura Dai. Bingkisan Ramadhan untuk dai, dan bantuan armada dakwah berbentuk motor. Hal ini karena medan di daerah pedalaman yang cukup berat sehingga dibutuhkan kendaraan yang relatif baru untuk memudahkan aktivitas dakwah di pedalaman.

Adapun bantuan dari BMH yang disalurkan yakni berada di Kalimantan Utara, Kampung Anak TKI perbatasan Malaysia, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Mahakam Ulu, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Taliyasan, Berau, Kalimantan Timur, Anambas, Natuna, dan lainnya.

Supendi mengatakan, dalam penyaluran bantuan, BMH turut menghadapi kendala di lapangan. Hal ini karena beratnya tujuan yang akan ditempuh oleh tim relawan dari BMH.

"Beratnya medan menjadi tantangan utama, termasuk ketiadaan akses sinyal komunikasi yang sangat kita butuhkan diera digital saat ini termasuk beradaptasi dengan kultur masyarakat yang heterogen. Utamanya fasilitas pendukung dan infrastruktur yang masih tertinggal," kata Supendi.

Supendi mengungkapkan, Kampung Kamundan salah satunya merupakan titik lokasi kampung Muslim asli Papua. Untuk menuju kampung berangkat dari Manokwari dengan menempuh enam jam perjalanan darat.

"Kemudian harus singgah istirahat malam di Pesantren Hidayatullah Teluk Bintuni Papua Barat Kemudian dilanjutkan ke Kampung Kamundan dari Dermaga Angkatan Laut, Kampung Lama di Teluk Bintuni. Perjalanan paling cepat 4-5 jam melalui jalur perairan," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement