Selasa 05 Apr 2022 23:37 WIB

Kota Tua Elbasan, Simbol Toleransi Beragama di Albania.

Berbagai agama di Kota Tua Elbasan hidup berdampingan dengan damai

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Agung Tirana di Albania Ilustrasi. Berbagai agama di Kota Tua Elbasan hidup berdampingan dengan damai
Foto:

Penduduk Elbasan dengan bangga menceritakan bahwa Muslim, Katolik, dan Ortodoks tidak hanya hidup bersama dalam damai di sini selama berabad-abad. Tetapi juga suka merayakan festival keagamaan masing-masing agama bersama-sama.

"Toleransi ini adalah bagian dari akar kota yang kaya akan sejarah, yang awalnya Ortodoks Yunani. Islam datang kemudian," kata petugas media kota Elbasan, Besim Dybeli.  

"Saat ini masih ada kasus yang menggabungkan nama depan Yunani dengan nama keluarga Muslim. Dan ada juga banyak pernikahan campuran agama di Elbasan.  Kerukunan beragama ini adalah produk dari sejarah kita bersama. Kami selalu melihat diri kami sebagai orang Albania pertama, Muslim atau Kristen kedua," katanya.

Albania suka membanggakan kerukunan beragama yang berlaku di antara empat agama resminya. Sekitar 60 persen dari hampir tiga juta orang Albania beragama Islam, sepuluh persen Katolik, sekitar tujuh persen Ortodoks dan dua persen adalah anggota Bektashi, ordo darwis kuno.  

Pada Januari 2015, empat perwakilan agama dari Albania mendapat banyak pujian ketika mereka mengambil bagian dalam pawai pemakaman di Paris untuk mengenang para korban serangan teroris di surat kabar "Charlie Hebdo.  

Tapi Elbasan melangkah lebih jauh lagi, mendirikan pusat pertama untuk kerjasama antaragama di negara itu. 

Semua agama terwakili di sana, dalam upaya memajukan dialog. Sebagai koordinator pusat, Sokol Lulgjuraj, seorang anggota Gereja Katolik, menunjukkan hubungan antar agama selalu baik, tetapi tidak ada dialog yang tepat. 

"Melalui acara bersama, pusat sekarang membawa kerjasama ini ke tingkat berikutnya," kata Lulgjuraj. 

Alasan untuk hidup berdampingan secara damai dari agama-agama di Albania dapat ditemukan dalam sejarah negara itu, kata Arben Ramkaj, direktur pusat yang baru.   

“Orang Albania selalu hidup antara Timur dan Barat. Mereka adalah orang Eropa dalam banyak tradisi kuno, meskipun mereka kebanyakan Muslim. Selalu ada jembatan komunikasi dengan umat Katolik di Barat juga. Identitas multi-agama kami adalah karakter nasional yang khas. Itu unik di seluruh Eropa,"katanya. Alkhaledi kurnialam 

 

Sumber: qantara  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement