REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tepat Ramadhan 1443 H kali ini, setahun sudah Pesantren Mahasiswa (Pesma) Dai Jawa Timur diluncurkan dan eksis. Belasan mahasantri dari pelbagai perguruan tinggi di Surabaya, terhimpun sebagai mahasantri.
Dalam rangka tasyakuran milad yang pertama, Pesma Dai Jatim, menyelenggarakan Pelatihan Imam Shalat dan Tebar Imam Ramadhan.
"Puasa tahun lalu (2021), kita luncurkan Pesma Dai Jawa Timur. Alhamdulillah, tahun ini (2022), kita sudah bisa menyebar mahasantri kita untuk menjadi imam di masjid-masjid di Surabaya," terang Ustadz Syahri Sauma, pembina Pesma Dai Jawa Timur.
Pengiriman imam-imam masjid di Surabaya, lanjut ustadz Sauma, dalam rangka memberikan manfaat sebesar-sebesarnya bagi masyarakat Surabaya, khususnya dalam momentum Ramadhan.
"Al-Hamdulillah, di antara mahasantri kita sudah beberapa orang yang hafal 30 juz. Ada lima titik yang akan dibina oleh mahasantri," tambahnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (1/4).
Bekal imam
Sementara itu, Ustadz Baihaqi Lc, selaku pemateri pembekalan Tebar Imam Ramadhan, memaparkan akan pentingnya seorang imam memperhatikan beberapa hal, terkait dengan penegakan shalat berjamaah.
"Shalat termasuk perkara utama dalam agama Islam. Karena itu, seorang imam harus mengetahui tentang hal-hal dasar terkait dengan shalat. Misal, syarat, rukun shalat, dan hal-hal yang membatalkannya," terang ustadz lulusan LIPIA itu.
Tidak sekedar itu, lanjut Ustadz Baihaqi, seorang imam juga harus memperhatikan kondisi jamaah. Jangan sampai shalat yang ditegakkan, membuat jamaah merasa berat.
"Perhatikan masjid yang ditempati. Kalau ternyata masjid itu di pinggir jalan, para jamaahnya mayoritas para musafir. Kurang tepat bila imam mengimami dengan bacaan yang panjang-panjang," papar ustadz murah senyum ini.
Acara tasyakuran milad itu ditutup dengan munajat keberkahan untuk pewakaf rumah, yang dipimpin oleh Ustadz Baihaqi.