Kamis 31 Mar 2022 15:46 WIB

Mengapa Hilal Pertanda Awal Bulan Hijriyah Terkadang Sulit Terlihat? 

Metode penentuan awal bulan Hijriyah melalui rukyat dan hisab

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi rukyat hilal bulan Hijriyah. Metode penentuan awal bulan Hijriyah melalui rukyat dan hisab
Foto:

Kedua hisab Taqribu berdasarkan umur hilal. Hisan ini melihat konjungsi yang terjadi pada pukul 12.00 dan waktu maghrib pukul 18.00. Terjadi selama enam jam kemudian dibagi dua menjadi tiga derajat.  

Ketiga berdasarkan imkan rukyat. Untuk terlihatnya hilal bukan hanya faktor posisi yang diperhitungkan, tetapi juga harus diperhitungkan faktor cahaya hilal dan cahaya syafak (cahaya senja). 

Dengan perkembangan astronomi, dari data pengalaman rukyat jangka panjang telah dirumuskan kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat), berupa persyaratan minimal untuk terlihatnya hilal. 

Terkait dengan kecerlangan hilal, parameter yang digunakan adalah lebar sabit hilal  umur hilal, atau jarak sudut bulan-matahari (elongasi). 

Terkait dengan kecerlangan cahaya syafak, parameter yang digunakan adalah tinggi hilal, beda tinggi bulan matahari, beda azimut (jarak sudut bulan-matahari di garis ufuk) atau beda waktu terbenam bulan-matahari. 

Sementara itu peneliti dan praktisi pengamatan Hilal Observatorium Boscha Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa sulitnya melihat hilal dan tidak semudah yang dibayangkan sebelum dia terjun dalam pekerjaan ini. 

Salah satu kesulitan adalah melihat kontras antara cahaya hilal dan cahaya syafak. Salah satu penyebabnya adalah atmosfer yang membatasi pandangan mata manusia.  

"Melihat hilal sangat tergantung pada kondisi lokal. Sangat sulit menghitung sebuah benda langit terbenam dan terbit secara pasti. Karena geometri yang sama. Seperti hilal Ramadhan tidak sama dengan hilal Syawal," ujar dia. 

Karena sulit melakukan pengamatan saat matahari terbenam. Maka Yusuf dan rekannya berusaha untuk mengikuti bulan yakni dari bulan terbenam hingga terbit kembali. 

Cara ini lebih mudah melihat hilal bahkan mampu melihat kondisi bulan pada waktu ijtimak yakni 0 jam 0 menit dan 0 detik dengan elongasi yang lebih dari tiga derajat. 

Namun masalahnya cara ini bertentangan dengan dalil yang ada. Karena biasanya menggunakan cara ini maka ketika melihat hilal pertama kali misalkan pukul 14.00 maka harus membatalkan puasa. 

 

Karena hari di Islam menggunakan ketentuan setelah matahari terbenam sehingga cara tersebut sulit diterapkan untuk penentuan hilal.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement