Sementara secara de jure, kata Azrul, KH Miftahul Akhyar tetap dipertahankan sebagai Ketua Umum MUI. Sebab pengurus MUI melihat tidak ada alasan untuk pengunduran diri KH Miftahul Akhyar, walaupun itu komitmen beliau di depan sidang Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) PBNU.
Ia menegaskan, tidak usah khawatir kalau KH Miftahul Akhyar akan terkuras waktunya untuk NU. Pengurus MUI tetap mempertahankan beliau, sekurang-kurangnya sebagai simbol atau salah satu pimpinan tertinggi ormas Islam.
Azrul mengingatkan, NU tidak hanya untuk NU, NU untuk Islam, bangsa dan negara. MUI adalah gabungan dari seluruh ormas Islam yang punya komitmen untuk mempersatukan umat Islam bagi kepentingan-kepentingan bangsa dan negara.
"Jadi kita sekali lagi meminta kerelaan hati teman-teman NU untuk tetap KH Miftahul Akhyar menjabat sebagai Ketua Umum MUI, saya yakin semua pengurus MUI di tingkat pusat, provinsi dan tingkat kabupaten ingin mempertahankan KH Miftahul Akhyar sebagai Ketua Umum MUI. Kalau boleh disebut diterima atau ditolak, pastilah semuanya akan menolak pengunduran diri KH Miftahul Akhyar," kata Azrul.