REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama sekaligus Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022 hingga 2027 KH Miftachul Achyar mengenang sosok tokoh Muslim Kiai Hasyim Muzadi.
"Saya betul-betul banyak kenangan dengan beliau," kata KH Miftahul Achyar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (22/3/2022.
Hal itu ia sampaikan pada rangkaian kegiatan Haul Kiai Hasyim Muzadi yang ke-5 yang digelar oleh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok, Jawa Barat. Di hadapan jamaah yang hadir, Kiai Miftah sapaan akrabnya menyampaikan bahwa ia merupakan pengagum Kiai Hasyim Muzadi.
"Saya adalah salah satu pengagum beliau," kata dia.
Bahkan, ia sempat menyampaikan beberapa hal kepada almarhum almaghfurlah Kiai Muchit Muzadi yang merupakan kakak Kiai Hasyim Muzadi. "Kiai, sulit setelah Pak Karno (Presiden Soekarno) dengan retorika penyampaian yang begitu cantik, indah, berurutan dan munadzom. Saya kira tidak ada yang lain kecuali beliau Kiai Hasyim," kata dia.
Di penghujung ceramahnya, Kiai Miftah menyampaikan pondok pesantren bukan hanya peninggalan wali sanga. Akan tetapi, juga merupakan salah satu peninggalan Rasulullah yang dikenal dengan ashab ash-shuffah.
"Jadi, ketika kita mendirikan pondok pesantren berarti kita telah menjalankan sunnah Rasulullah," ujar Kiai Miftah.
Putra dari Kiai Hasyim Muzadi sekaligus Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Depok Yusron Shidqi memohon doa kepada jamaah untuk kebaikan Pesantren Al-Hikam. "Mohon doa kepada jamaah wa bil khusus Kiai Miftahul Achyar. Mudah-mudahan pesantren ini bisa melaksanakan khittahnya sebagai kaderisasi para kiai, ulama, para hafidzah hafidzuun dan para huffadz," kata dia.