YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Inkubator bisnis menjadi salah satu upaya untuk meningkatan kualitas Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM). Dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi untuk menjalankan program inkubator bisnis agar mendapatkan keuntungan, tentunya melalui pembinaan secara bertahap, sehingga diharapkan UMKM bisa go public di bursa saham.
“Inkubator bisnis UMKM menjadi awal mula untuk memperbesar UMKM di wilayah Yogyakarta dengan memberikan pembinaan berbagai program seperti halnya pelatihan, pengambangan, bimbingan, dan pemodalan, agar binaan UMKM Lazismu bisa go public,” ungkap Irfan Noor Riza di Gedung Muhammadiyah DIY, (7/3).
Inkubator bisnis akan menciptakan berbagai keuntungan bagi pelaku usaha itu sendiri. “Terbantunya akses pendanaan di perbankan, mendapatkan fasilitas pendampingan dan juga memperbaiki manajemen kelembagaan dengan baik sehingga bisa siap masuk go public” ujarnya.
BEI hingga saat ini terus mengedukasi masyarakat terkait pasar modal di Galeri Investasi yang berbasis mayoritas di kampus yang memiliki KSPM atau Komunitas Pasar Modal. Harapannya nanti bisa berdiri galeri investasi digital supaya hulu hilirnya pemberdayaan UMKM lebih baik.
BEI berkomitmen mendorong UMKM untuk melandai di bursa saham, dengan begitu peluang pengembangan usaha cukup besar dan mampu menjangkau akses pemasaran secara meluas. Target pencapaian bisa melakukan IPO (Initial Public Offering) atau penawaran saham perdana kepada masyarakat luas.
“Jika bisa melakukan IPO, maka pelaku usaha harus membentuk Perseroan Terbatas (PT), dan persiapan proses IPO cukup panjang dan harus disiapkan sejak awal seperti perizinan, perpajakan, struktur kepemilikan, kemudian PT juga harus miliki real aset dan real produk,” terang Herry Gunawan, pimpinan FAC Sekuritas.
Kauntungan orang membeli saham yang diberikan perusahaan berasal dari keuntungan perusahaan ketika memiliki saham tersebut, melalui pembenahan manajemen dan legalitas, maka orang akan membeli saham terpercaya dan sama-sama memberikan keuntungan.
Acara sosialisasi dan kerjasama Inkubator UMKM BEI tersebut dihadiri oleh pimpinan Lazismu DIY, Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PWM DIY, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PWM DIY, Kantor Urusan Bisnis dan Investasi (KUBI) UAD dan FAC Sekuritas.
Peran UMKM dinilai penting sebagai sarana pengentasan kemiskinan di tengah masyarakat. Lazismu DIY bekerjasama dengan berbagai perusahaan atau lembaga untuk mensupport pengembangan usaha kecil menengah.
“Pada tahun sebelumnya, Lazismu DIY bekerjasama dengan Alfamart untuk program pemberdayaan UMKM dan cukup berhasil, bahkan ada salah satu UMKM sukses karena telah mempekerjakan karyawan mencapai lima orang dan ini terus berkembang,” ujar Eka Yuhendri Sekretaris Lazismu DIY.
Program lanjutan kerjasama antara BEI, FAC Sekuritas dan Lazismu DIY ini berharap akan memberikan gaya baru penghimpunan zakat, infak dan sodakoh melalui gerakan saham. Hal ini juga diharapkan akan memperbanyak muzaki yang berdonasi lewat saham, imbuhnya. (R/D).