Titik penyeberangan penuh sesak dan prioritas diberikan pada orang Ukraina. "Mahasiswa Palestina lainnya dari Kharkiv tidak dapat memasuki Polandia karena alasan yang sama, dan akhirnya bergabung dengan kami di Uzhhorod sebelum menyeberang ke Hungaria," katanya.
Menurutnya, banyak mahasiswa dari Kharkiv mengatakan tiket bus dari sana ke perbatasan barat meroket hingga 100 dolar AS. Banyak dari mereka tidak dapat menerima transfer uang dari keluarga karena bank sudah berhenti memprosesnya.
"Meski tidak ada bantuan fisik dari konsulat atau kedutaan Palestina di Ukraina untuk meninggalkan negara itu, konsulat tetap berhubungan dan memberi mereka informasi, instruksi, dan kontak Palestina di negara-negara tetangga, yang juga membantu kami dengan surat-surat dan akomodasi," katanya.
Ia mengatakan akan kembali ke kampung halamannya di Hebron, Tepi Barat untuk sementara waktu. "Beberapa siswa akan melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa lainnya, namun kami semua memiliki maksud yang sama, yaitu melanjutkan karier kami di Ukraina secepat mungkin," katanya.