Senin 28 Feb 2022 18:55 WIB

Masjid Indonesia di London akan Jadi Pusat Syiar Islam Wasathiyah

Selama ini, masjid di London kebanyakan dari Pakistan dan Arab Saudi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Masjid Indonesia di London akan Jadi Pusat Syiar Islam Wasathiyah
Foto: Prayogi/Republika.
Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Masjid Indonesia di London akan Jadi Pusat Syiar Islam Wasathiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah 25 tahun menanti, impian masyarakat Indonesia memiliki masjid pertama di Inggris akan segera terwujud. Masjid yang akan dibangun di London itu akan menjadi pusat penyebaran Islam Wasathiyah, moderat, dan modern. 

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof Nasaruddin Umar mengatakan Inggris merupakan salah satu negara terbesar di dunia. Menurut dia, selama ini masjid-masjid yang ada di London kebanyakan dari Pakistan dan Arab Saudi. 

Baca Juga

Karena itu, menurut dia, masjid Indonesia harus hadir di tengah-tengah kota London. Karena jika tidak, kata dia, anak-anak orang Indonesia akan belajar agama kepada penceramah dari Pakistan maupun Arab Saudi. 

"Akhirnya begitu mereka pulang, membawa nuansa yang berbeda keislamannya dengan mayoritas di Indonesia. Maka, di Inggris saya kira perlu memang ada Indonesian Islamic Center yang sangat Indonesia. Semua orang tahu Indonesia itu adalah Islam yang moderat, maka tentu juga akan banyak orang yang respek," ujar Prof Nasaruddin dalam acara Tabligh Akbar dan Launching Lelang Brompton Limited Edition yang digelar secara daring, Ahad malam (27/2/2022).

Sebelumnya, Prof Nasaruddin diminta oleh panitia untuk membantu mencarikan biaya pembangunan masjid Indonesia di London tersebut. Kemudian, dia pun menghubungi beberapa relasinya dan berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 25 miliar. 

Namun, dana itu masih kurang untuk membangun masjid. Karena itu, tokoh Indonesia lainnya akhirnya juga turut berpartisipasi untuk mencarikan tambahan biaya pembangunan masjid ini. Di antaranya adalah Anggota MPR RI Zulkifli Hasan. 

Beberapa waktu lalu, Zulkifli bahkan diajak oleh panitia untuk berkunjung ke gereja yang akan dibeli masyarakat Indonesia untuk dijadikan masjid di London. "Saya diajak ke tempat gereja yang akan dijual menjadi masjid. Kemudian, yang tempat kita yang kecil, sudah ada penawaran akan dibeli orang," ucap Zulkifli di acara yang sama. 

Menurutnya, di London sangat banyak sekali masjid dan besar-besar, tapi masjid itu banyak dimiliki oleh umat Islam dari Bangladesh dan Pakistan. Akhirnya, Zulkifli menyarankan kepada masyarakat Indonesia di London untuk mencari dana kepada para dermawan di Indonesia dan dia sanggup menyambungkan dengan tiga atau empat pengusaha dari Indonesia.

Saat itu, menurut Zulkifli, panitia masih kekurangan biaya sebesar Rp 10 miliar dan dalam perkembangan selanjutnya hanya kurang Rp 4 miliar. Kemudian, Zulkifli pun bertemu dengan pengusaha terkenal dari Indonesia, Garibaldi Thohir atau biasa dikenal dengan Boy Thohir.

"Pada suatu kesempatan saya ketemu dengan sahabat saya Boy Thohir, abangnya Pak Erick. Saya ceritakanlah keadaan kita di London puluhan tahun tidak ada masjid itu. Terus katanya, 'Bang Zul kalau empat miliar ya sudah saya sendiri saja, tidak usah yang lain," kata Zulkifli.

Dia menambahkan, pembangunan masjid Indonesia di London sangat penting karena, Indonesia berpenduduk Muslim terbesar di Indonesia sekaligus negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. "Nah, Indonesia ini Islamnya tradisional, modern, moderat, tengah, wasathiyah. Karena itu perlu hadir masjid di London," jelas dia.

"Mudah-mudahan masjid kita di London ini menjadi pusat syiar Islam yang berasal dari Tanah Air," kata dia.

Sementara itu, Boy Thohir mengucapkan terima kasih kepada Zukifli Hasan karena telah memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan masjid Indonesia pertama di London.  "Insya Allah saya bisa menitip pahala atas pembangunan masjid yang insya Allah nanti kita dapat pergunakan bersama seluruh masyarakat Indonesia yang berada di London Raya," ujar Boy Thohir di acara yang sama. 

Dia mengatakan, jika umat Islam Indonesia ingin membangun masjid di negara lain, pasti akan selalu menemukan jalan keluarnya. Namun, dia mengingatkan yang sulit adalah proses memakmurkan masjid tersebut. 

"Yang nanti lebih sulit lagi adalah bagaimana kita memakmurkan masjid dan kita merawatnya dengan baik," kata kakak Menteri BUMN Erick Thohir ini. 

Dia pun mengaku sependapat dengan pernyataan Prof Nasaruddin dan Zulkifli Hasan bahwa masjid Indonesia di London ini harus menjadi pusat syiar Islam rahmatan lil alamin dan Islam Wasathiyah. "Saya sependapat dengan guru kita tadi, Prof Nasaruddin dan Bang Zul, insya Allah nanti masjid Indonesia ini bisa menjadi syiar Islam kita, Islam yang rahmatan lil alamin, Islam garis tengah, Islam yang moderat," ucap Boy Thohir. 

Ketua Panitia sekaligus Ketua Indonesian Islamic Centre (IIC) London Memet Purnama Hasan juga mengucapkan terima kasih atas wakaf yang diberikan Boy Thohir untuk pembangunan masjid Indonesia pertama di London. "Alhamdulillah akhirnya Bang Zul bersama Bapak Boy Thohir akhirnya bisa mengumpulkan sejumlah uang insya Allah Rp 4 miliar, yang kemudian akan diserahkan kepada Indonesia Islamic Centre hari ini ," ujar Memet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement