REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Akidah dan Filsafat Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Syekh Dr Habibullah Hassan Ahmed, menyampaikan mukjizat yang dalam hal ini perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa yang tidak biasa.
Namun, Allah SWT membuat itu terjadi di tangan para rasul-Nya untuk mendukung misi kenabian mereka. Kalau pun ada yang mempertanyakan perjalanan Isra Miraj, ini bukanlah yang hal yang baru.
"Ketika mereka mengatakan bahwa perjalanan Isra Miraj ini tidak masuk akal, di luar nalar, maka sebetulnya mereka sedang membicarakan pikiran mereka sendiri. Karena mukjizat itu tidak bertentangan dengan kemurnian akal," tutur dia seperti dilansir Elbalad, Kamis (24/2/2022).
Syekh Ahmed menjelaskan, mukjizat hanya bertentangan apa yang telah lazim terjadi dan yang telah diketahui banyak orang. "Itulah mengapa disebut mukjizat, karena bertentangan dengan norma-norma universal," ujarnya.
Syekh Ahmed juga mengatakan, akal memungkinkan dunia mengalami perubahan. Bahkan sekarang ini banyak hal dan keajaiban yang diciptakan manusia. Meski semua keajabaian yang diciptakan manusia berasal dari ketetapan Allah SWT, tidak pernah terbayang sebelumnya dalam akal manusia bahwa itu akan terjadi.
"Ya ini seperti apa yang kita lihat hari ini di mana banyak penemuan-penemuan yang tidak ada di masa lalu, dan tidak ada yang bisa membayangkan seperti apa jadinya," ungkap dia.
Dalam Surat Al-Isra ayat 1, Allah SWT berfirman, "Allah SWT Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
Sumber: https://www.elbalad.news/5174318