REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW diperingati umat Muslim pada 27 Rajab 1442 Hijriyah, tahun ini jatuh pada 1 Maret 2022. Ustad Erick Yusuf menjelaskan, selain dikenal sebagai peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa, namun Isra Mi’raj juga dapat disebut sebagai bukti dari Allah SWT kepada umat Yahudi yang masih meragukan kenabian Nabi Muhammad SAW.
“Melalui Isra Mi’raj, sebetulnya Allah SWT ingin menunjukkan kepada kaum Yahudi yang tak percaya bahwa Rasulullah adalah nabi Allah SWT, karena mereka itu hanya mengakui nabi-nabi yang berasal dari keturunan Ibrahim dan kaum yahudi seperti Nabi Musa, Sulaeman, Daud, Isa, itu berkaitan dengan Palestina,” jelas Ustad Erick dalam kajian rutin bulanan di Masjid Trans Studio Mall Bandung, Kamis (24/2/2022).
“Jadi memang Nabi Muhammad itu keturunan Nabi Ismail jadi itu yang membuat Rasulullah tertolak, dan Isra Mi’raj ini menjadi bukti pemersatu,” sambungnya.
Dia menjelaskan, inti dari perjalanan Isra Mi’raj, adalah sebagai pengingat seluruh umat Muslim untuk menjaga kekhusyukan sholat dan mengimplementasikannya pada perilaku dan keseharian.
“Karena sekarang banyak umat Islam yang sekarang sulit menjaga mulut, komentar di internet yang memprovokasi, padahal kalau mereka bisa mengamalkan apa yang diajarkan dalam doa-doa sholat maka tentu mereka akan lebih bersabar,” jelasnya.
Ustad Erick juga mengatakan, Isra Mi’raj menjadi penyeleksi keimanan umat Muslim pada masa itu, merujuk pada kejadian hijrah yang terjadi setelah Isra Mi’raj.
“Isra Mi’raj juga menjadi penyeleksi umat Islam, karena ketika diberikan peristiwa yang secara akal sulit diterima, tapi ketika ini datang dari Allah SWT, apakah kamu bisa meyakininya atau tidak, yang yakin semakin yakin, yang kufur semakin kufur,” tuturnya.
Advertisement