REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pendiri Quantum Akhyar Institute Ustaz Adi Hidayat (UAH) angkat bicara tentang pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qournas yang mencontohkan suara azan dengan lolongan suara anjing. Penulis Kitab At-Taisir ini menjelaskan, tidak pantas jika suara azan diilustrasikan dengan binatang tertentu yang tidak sesuai dengan logika.
“Rasanya tidak pantas bila persoalan toa (masjid) diilustrasikan dengan binatang tertentu atau hal-hal lain yang tidak sejalan dan tidak senafas bahkan tidak sampai kepada logika,”ujar UAH dalam videonya yang dirilis di akun Youtube Adi Hidayat Official berjudul ‘Pesan Kebangsaan UAH !! Dari TOA sampai Taubat Nasuha’, Kamis (24/2).
Dia pun mempertanyakan pejabat publik yang melontarkan pernyataan yang bernada kontraproduktif tersebut. Menurut UAH, bagaimana mungkin pesan-pesan toleransi bisa sampai ke masyarakat jika pejabat mengeluarkan pernyataan yang tidak produktif bahkan cenderung menyakit umat beragama tertentu.
UAH menjelaskan, masih banyak persoalan lain yang harus diselesaikan oleh bangsa ini. Mestinya, ujar UAH, pejabat publik bisa membuat kebijakan-kebijakan yang substansial, yang esensial, yang tepat guna dan memang dibutuhkan. di masyarakat dalam konteks bersinergi. Dia pun meminta agar para pejabat memperbaiki narasi yang disampaikan saat berkomunikasi dengan masyarakat.
Dia menjelaskan, negeri ini masih menderita akibat beragam bencana dari Pandemi Covid-19, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, banjir dan sebagainya. Menurut dia, ada baiknya segenap elemen bangsa bisa saling bersinergi dan bertaubat karena mungkin ada perilaku yang tidak tepat.
Pada Rabu (23/2), Menag Yaqut Cholil Qoumas membuat geger jagat dunia maya. Hal itu setelah video wawancara Yaqut terkait surat edaran (SE) penggunaan pengeras suara di masjid dan moshala viral di media sosial. Karena alasan itulah, Kementerian Agama (Kemenag) mengatur suara toa masjid agar jangan sampai mengganggu masyarakat sekitar.
"Misal depan belakang pelihara anjing semua, menggonggong dalam waktu bersamaan. Kita ini terganggu gak?" ujar Yaqut dalam video wawancara di Balai Serindit, Komplek Gubernuran, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, yang diunggah akun Twitter, @Boesthami, dikutip di Jakarta, Kamis.
Ketua umum GP Ansor itu menyebut, suara apa pun, termasuk azan yang keluar dari pengeras suara dianggap mengganggu maka harus diatur. Hal itu dilakukan agar tidak menjadi gangguan bagi orang lain. Kebijakan itu juga agar masyarakat agama lain tidak terganggu toa masjid.