Sabtu 12 Feb 2022 17:12 WIB

Menag Apresiasi PDIP Peringati Harlah NU ke-96

Menag mengapresiasi PDIP peringati Harlah NU ke-96.

Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas saat PDI Perjuangan memperingati hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-96, Sabtu (12/2/2022).
Foto:

Menag mengatakan berbicara NU dan nasionalisme itu sesunguhnya mengurai sebuah masyarakat yang mempertahankan tradisi dan budaya dan disaat yang sama ingin mengobarkan semangat nasionalisme. 

"Sejarah lahirnya NU didasari dua hal tersebut. Selain itu, pembacaan kuat para kyai dan ulama membangun peradaban manusia yang lebih baik. Setidaknya itu tergambar dalam bola dunia di lambang NU," kata Gus Yaqut, sapaan akrab Menag. 

Dia memaparkan NU itu dicita-citakan para kyai membangun peradaban manusia. Ada aspek penting NU bisa besar seperti ini dan dengan komitmen besar terhadap kebangsaan karena punya ekosistem pesantren. Yang didirikan para kyai untuk ajaran ahlussunnah wal jamaah. 

Menag menyinggung, nasionalisme para santri bisa dilacak pada pendirian NU.  Dua minggu sebelum NU lahir, 15 kyai berkumpul di rumah salah satu pendiri NU, Kyai Hasbullah di Kertopaten, mereka bersama berdiskusi bagaimana bisa pertahankan Islam tradisional dan ikhtiar mewujudkan Indonesia merdeka. 

Motif nasionalisme lahir karena NU memiliki niat menyatukan ulama dan tokoh bangsa dalam melawan kolonial saat itu. 

"Integrasi Islam dan nasionalisme bagi NU tidak ada kendala. Wacana para tokoh NU selalu Islam dan nasionalisme saling membutuhkan, dan menguatkan," tambahnya. 

Dia memberi contoh seperti Resolusi Jihad. Ini kecintaan NU terhadap negara. Ketika Sekutu ingin kembali ke Indonesi atau saat mengeluarkan maklumat bahwa pemerintahan Presiden Soekarno sah dan yang wajib diikuti. Jadi, Gus Yaqut menegaskah tokoh NU dan nasionalis satu kesatuan dalam membangun bahkan sebelum merdeka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement