REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (Waketum DMI) Komjen Pol (Purn) Dr (HC) H Syafruddin mengajak pimpinan pondok pesantren untuk menyiapkan santri menjadi cendikiawan Muslim."
Para santri akan menduduki sentral-sentral seluruh aspek kehidupan bukan hanya di dakwah, bukan hanya tentang agama, tapi di bidang ekonomi, sosial dan masyarakat," ujar Syafruddin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (6/2/2022).
Hal itu disampaikan Syafruddin dalam pertemuan dengan para pimpinan pondok pesantren modern dan tradisional di Jakarta, Sabtu.
Syafruddin mengajak, pengasuh pondok pesantren modern dan tradisional mempersiapkan setidaknya 70 persen pemimpin muda berasal dari kalangan santri pada 2030.
Syafruddin menjelaskan, jika cendikiawan Muslim tidak hanya berbicara soal dakwah. Hal itu, kata Syafruddin lantaran, 70 persen pemimpin pada 2030 merupakan anak muda.
"Cendikiawan itu bukan hanya dakwah, bukan hanya kiai beliau kiai ahli ekonomi. Kiai ahli pertanian itu Rektor IPB (Arif Satria) beliau menjadi ketua ICMI sekarang," jelas Syafruddin.
Sementara itu, Sekjen Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) Gus Lukman menilai apa yang disampaikan oleh Syafruddin sangat penting.
"Ini (cendkiawan Muslim) menjadi penting ke depan, santri ahli ekonomi dan sosial," kata Lukman.
Lukman menegaskan, apa yang disampaikan Syafruddin untuk menjadikan para santri cendikiawan Muslim bukan hal yang mustahil.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Ketua Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Taliwang NTB Dr KH Zulkifli Muhadli, Sekjen Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) Pengasuh Pondok Pesantren Termas, Pacitan Jawa Timur KH Luqman Hakim Haris Dimyati.
Selain itu pula hadir Presiden Perhimpunan Pengasuh Pondok Pesantren Indonesia (P3i) Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Kuningan Jawa Barat Dr KH Tata Taufik, Ketua Umum Forum Silaturahim Kiai-kiai Muda (FSKM) Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah I Brebes Jawa Tengah Gus Akomadhien Sofa, dan lainnya.