Maryam Han (15 tahun), seorang siswa sekolah menengah Muslim di Houston, Texas, mengakui dia memperhatikan iklan tersebut karena menonjol. Karena tidak banyak orang mengenakan jilbab (di media) dan untuk anak-anak seusianya, itu bukan masalah besar dalam hal reaksi orang.

“Untuk sementara ini sudah sangat jelas mereka tidak hanya menempatkan orang kulit putih di iklan lagi, tetapi masih ada lebih sedikit wanita berhijab yang kita lihat,” katanya. “Tapi tetap saja, ketika Anda melihat wanita berhijab, Anda menyadari mereka hanyalah orang biasa,” tuturnya.

Generasi Berpikir Terbuka

Maryam mengatakan prevalensi media sosial dan penggunaan kaum muda telah membantu membentuk pandangan generasinya yang lebih menerima dan berpikiran terbuka tentang dunia dan orang-orang di dalamnya. Terutama tentang isu rasialisme dan hal negatif secara umum terhadap orang-orang yang tidak melihat atau percaya seperti yang mereka lakukan.

“Di media sosial Anda dapat melihat orang-orang dari seluruh dunia, dan kami melihat lebih banyak hal, jadi kami tahu untuk tidak mengejek keyakinan budaya seseorang,” ujarnya.

Bahkan, Maryam mengatakan menjadi rasialis jelas tidak keren bagi sebagian besar teman-temannya. “Jika Anda rasialis di usia saya, orang akan seperti, 'Ayolah, apakah Anda serius sekarang?'” katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika