Selasa 01 Feb 2022 10:50 WIB

Program Sadesha Pecahkan Rekor Muri Wisuda Dua Ribu Penghapal Alquran

Sadesha merupakan program keumatan sebagai implementasi misi dari Jawa Barat

Rep: Arie Lukihaardianti/ Red: Agung Sasongko
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkesempatan berkunjung ke percetakan Alquran Braille disela-sela peninjauan pelaksanaan Ujian Nasional SMA sederajat, di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri A, di Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (2/4).
Foto:

"Jabar juara di PON Papua berbicara urusan dunia, tapi Jabar juga juara untuk urusan batin. Dan sebagai pemimpin, kami juga harus adil. Agama lain tetap dilindungi dan difasilitasi melalui Kredit Mesra berbasis masjid, gereja, kelenteng, maupun rumah ibadah lainnya," imbuh Emil. 
 
Saat pelaksanaan wisuda, Emil terharu ketika melihat jumlah penghapal Alquran yang hadir. Apalagi momentum wisuda ini sangat ia nantikan sejak dulu sambil menunggu situasi COVID-19 di Jabar melandai. 
 
"Banyak keterharuan saya karena wisuda ini ditunggu-tunggu, yang akibat COVID-19 jadi terkendala. Momen keislaman ini sungguh saya nantikan," katanya.
 
Menurut Emil, ia juga merasa tenang karena dalam urusan pembangunan infrastruktur dengan batin berjalan seimbang. Hal ini dapat dilihat dari kesuksesan rasio yang melebihi target. 
 
"Tadinya kan target 5.300 desa dalam lima tahun. Sekarang tahun ketiga sudah dicapai 4.700,  berarti melebihi target," kata Emil. 
 
Hal mengharukan lainnya, kata dia, ada beberapa penghapal Al-Qur'an yang memiliki keterbatasan antara lain lulusan yang tunanetra, juga ada yang didorong kursi roda karena tak mampu berjalan. 
 
"Ada lulusan yang tunanetra dan yang tidak bisa jalan, tapi mereka sangat bersemangat dengan program ini," katanya. 
 
Kepada para wisudawan, Emil berharap dari ilmu yang diterima selama Program Sadesha dapat bermanfaat bagi warga sekitar, sehingga nantinya masyarakat Jabar lebih takwa dengan keislaman. 
 
"Memahami Alquran itu ada lima urutan, yaitu mengetahui, membaca, menghapal, mengamalkan, kemudian mensyiarkan. Jadi harapannya jangan sekadar hafal saja. Setelah menghapal supaya diamalkan, setelah diamalkan kemudian mensyiarkan. Ada yang ikut program berencana memiliki pesantren itu masuk level lima," katanya.
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement