REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Sekelompok pesepakbola Muslim wanita berkumpul di Taman Luxembourg Paris memprotes keputusan baru-baru ini yang melarang mereka mengenakan hijab dalam kompetisi.
“Tujuan dari aksi ini yang diselenggarakan oleh kelompok Aliansi Citoyenne (Aliansi Warga), adalah untuk memprotes amandemen yang dipilih oleh 160 senator, yang bertujuan melarang penggunaan simbol agama dalam federasi olahraga," kata Foune Diawara, salah satu presiden kolektif Les Hijabeuses, sebuah cabang dari kelompok Aliansi Warga seperti dilansir Iqna.ir pada Sabtu (29/1)..
“Yang mengganggu kami adalah beberapa perempuan tersisih, termasuk ribuan perempuan saat ini yang bercadar dan berlatih sepak bola. Dan sekali lagi, mereka mengecualikan kami, padahal nilai dasar sepak bola dan olahraga adalah bersatu dan bersatu padu," tambah Diawara.
Pekan lalu, senator Prancis memilih untuk melarang pemakaian simbol agama selama acara dan kompetisi yang diselenggarakan oleh federasi olahraga.
“Kami tidak melihat mengapa kami harus menghapusnya. Tidak ada alasan. tidak ada yang bisa meminta kita untuk menghapusnya," katanya.
Sementara itu, kasus Islamofobia di Prancis meningkat signifikan pada 2020. Hal itu terjadi di tengah anggapan adanya sentimen anti-Muslim oleh pemerintahan di negara tersebut.
Kepala National Observatory of Islamophobia, Abdallah Zekri mengungkapkan, sepanjang tahun lalu terdapat 235 serangan terhadap Muslim di Prancis. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 2019 yang mencatatkan 154 kasus penyerangan.
"Sebagian besar serangan terjadi di wilayah Ile-de-France (Paris besar), Rhones-Alpes, dan Paca di negara itu," kata Zekri pada Jumat (29/1), dikutip laman Anadolu Agency.
Serangan terhadap masjid pun melonjak 35 persen dibandingkan dengan 2019. Sebanyak 70 surat ancaman dikirim ke markas besar atau pengurus French Council of Muslim Worship (CFCM) tahun lalu. Zekri mengangkat kewaspadaan atas penyebaran kebohongan tentang Islam dan Muslim serta surel yang menghasut kebencian terhadap Muslim.
"Muslim di Prancis khawatir dengan pandangan negatif beberapa anggota masyarakat Prancis tentang Islam," kata Zekri.