REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Penyelenggara “Rihlat Muhajir” mengumumkan tahap pertama dari inisiatif mendokumentasikan jalur hijrah Nabi Muhammad SAW telah selesai. Kerja sama dengan para pakar dan peneliti biografi Nabi ini merupakan bagian dari persiapan peresmian Pusat Kebudayaan Jabal Thawr di Makkah.
Hal tersebut dijalankan dalam upaya memperkaya dan memperluas pengalaman wisatawan, yang masuk dalam salah satu tujuan Samaya Investment. Samaya Investment merupakan perusahaan yang mengkhususkan diri dalam proyek-proyek budaya, termasuk museum nasional, pameran, dan aktivitas.
CEO Samaya, Fawaz Al-Merhej, mengatakan inisiatif “Muhajir” ini mendokumentasikan jalur hijrah Nabi menggunakan teknologi modern dalam dokumentasi udara dan fotografi panorama 360.
Dilnasir di Arab News, Ahad (23/1), ia menyebut tahap pertama diluncurkan pada 20 Desember tahun lalu. Tim berusaha mencari semua lokasi yang disebut-sebut sebagai jalur hijrah Nabi, mulai dari Gua Thaur di Gunung Thawr Makkah, melewati 40 stasiun menuju Masjid Quba di Madinah.
Dia mengatakan ide untuk mendokumentasikan rute tersebut muncul ketika mereka sedang mempertimbangkan bagaimana menyajikan kisah hijrah Nabi di Pusat Kebudayaan Jabal Thawr. Pendokumentasian jalur terutama dilakukan dengan fotografi panorama 360. Nantinya, pada tahap kedua ekspedisi jalur hijrah Nabi akan didokumentasikan secara digital menggunakan drone 4K berdasarkan koordinat lokasi.
"Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah jalan yang bergelombang, serta fakta bahwa beberapa situs bersejarah telah berganti nama seiring waktu," ucap dia.
Sejumlah cendekiawan yang mengkhususkan diri dalam sejarah Islam dan biografi Nabi membantu dalam penyelidikan ini. Termasuk di dalamnya Profesor Mohammed bin Samil Al-Salami dan Profesor Saad bin Musa Al-Musa, dari Departemen Sejarah dan Peradaban Islam di Universitas Umm Al-Qura di Makkah.
Anggota komite ilmiah dari Atlas Biography of the Nabi, Profesor Sulaiman bin Abdullah Al-Suwaiket dan Profesor Abdul Aziz bin Ibrahim Al-Omari, dari Departemen Sejarah dan Peradaban di Universitas Islam Imam Mohammad Ibn Saud di Riyadh, juga ikut menyemarakkan program ini. Tak hanya itu, Profesor Abdullah bin Mustafa Al-Shanqiti, yang berspesialisasi dalam landmark Madinah dan Biografi Nabi, juga berpartisipasi dalam beberapa tahap proyek.