Senin 17 Jan 2022 20:34 WIB

Dilema Pakistan di Antara Pengakuan dan Penolakan Ilmuwan Non-Muslim

Sejumlah ilmuwan non-Muslim di Pakistan tidak mendapatkan posisi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Pakistan. Sejumlah ilmuwan non-Muslim di Pakistan tidak mendapatkan posisi
Foto:

Kelemahan pendidikan sains di Pakistan terlalu nyata untuk dibela. Hoodbhoy mengatakan, tidak mengherankan jika kini anak muda yang terbaik dan tercerdas biasanya menyukai hal-hal yang ringan seperti kedokteran, hukum, dan bisnis. Tidak seperti di China atau India, hampir tidak ada pilihan untuk karier yang keras, menuntut, dan berorientasi ilmiah. 

"Jadi, bagaimana kita bisa meyakinkan anak-anak kita terhadap mereka? Kisah apa yang harus mereka ceritakan tentang sains dan ilmuwan? Yang terpenting, siapa yang harus menjadi panutan mereka?" tulisnya. 

Kondisi ini juga dinilai memunculkan masalah peradaban. Selama 300 tahun terakhir, mengikuti usia sains modern, tidak ada nama anak dari benua Muslim yang dikaitkan dengan pencapaian ilmiah tingkat pertama (kaliber Nobel) (setelah 1974 Salam harus dikecualikan). 

Terlepas dari upaya gagah berani Sir Syed Ahmad Khan (1817-1898), Muslim India menghindari sains dan bahasa Inggris. 

Karena seseorang tidak dapat menemukan pahlawan sains Muslim yang berasal tanah Pakistan, buku-buku untuk anak-anak tak pelak memuliakan orang-orang Arab dari Zaman Keemasan, seperti Al-Battani, Ibn-e-Shatir, Ibn-e-Haytham, dan lain-lain. 

Meski tokoh-tokoh ilmu pengetahuan Muslim ini adalah pemecah jalan sejati, penganut jalan tengah, mereka tidak berfungsi dengan baik sebagai panutan. 

Orang-orang dari abad lalu tidak dapat menginspirasi anak-anak hari ini. Alasan lain, kegembiraan diilhami oleh orang-orang 'dari jenis Anda sendiri', dimana orang Arab jelas berbeda dari orang-orang di sekitar wilayah itu. 

Ilmuwan Hindu kuno bisa saja menemukan beberapa tempat dalam buku-buku Pakistan. Namun, mereka dikecualikan dengan alasan ideologis karena ‘woh hum main say nahin hain’ (mereka bukan kita).

Baca juga: Gus Baha: Dulu Orang Berkorban untuk Negara, Kini Malah Meminta 

Sebaliknya, banyak orang Pakistan dengan cemas mencari akar leluhur di Arab, Afghanistan dan Asia Tengah. 

Ideologi dan sains seperti minyak dan air, dimana mereka menolak untuk bercampur. Sains hanya peduli tentang fakta dan logika, bukan suka dan tidak suka pribadi.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement