"Saran saya kita fokus ke yang efikasi tinggi, yaitu vaksin-vaksin yang mempunyai efikasi tinggi dan juga efek samping yang tidak terlalu berat. Nah, itulah saran saya untuk booster-nya," kata Makky.
Dia pun menegaskan Satgas NU mendukung penuh langkah pemerintah untuk melaksanakan vaksin booster secara luas, khususnya kepada masyarakat yang sistem imun tubuhnya rendah.
"Jadi, yang kita khawatirkan adalah mereka yang awal-awal vaksinasi ini apakah imunnya masih ada atau tidak. Jadi, saya rasa ini harus didahulukan atau diadvokasi untuk segera melakukan booster," jelas Makky.
Pemerintah hanya akan memberikan vaksin booster gratis kepada lansia, peserta BPJS Kesehatan, kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan kelompok rentan lainnya. Sedangkan vaksin booster berbayar digunakan untuk vaksinasi mandiri.
Terkait mekanisme ini, menurut Makky, Satgas NU akan mengikuti keputusan dari pemerintah. "Apakah dia harus bayar atau tidak, ya kita mengikuti aturan pemerintah. Namun, untuk masyarakat yang mungkin punya peran di publik saya rasa perlu juga ada mekanisme subsidi untuk booster, baik tokoh agama, kiai, atau tokoh agama lainnya," kata Makky.