Pada Ahad lalu, Taliban mengatakan wanita tidak akan diizinkan melakukan perjalanan jarak jauh tanpa pendamping pria atau mahram mereka. Kementerian Pemberdayaan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan sebelumnya meminta saluran televisi berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor wanita.
Meskipun tidak melarang jurnalis televisi wanita, namun kepemimpinan Taliban meminta mereka untuk mengenakan jilbab. Kelompok-kelompok perempuan Afghanistan terus berbicara, termasuk melalui protes publik yang sporadis. Soal penunjukan Amiri, juru bicara kantor politik Imarah Islam Afghanistan Mohammad Naeem mengatakan orang asing tidak dapat menyembuhkan luka rakyat Afghanistan.
"Jika mereka bisa, mereka akan melakukannya dalam 20 tahun ini," kata Naeem.
Dia lantas menolak menghubungkan bantuan dengan hak asasi manusia. "Kami menginginkan bantuan tanpa syarat bagi rakyat kami dalam hal nilai-nilai Islam dan kepentingan nasional kami," ujarnya.
Sesaat sebelum pengangkatannya, Amiri menulis di Twitter soal Taliban. "Saya bertanya-tanya bagaimana mereka yang dipulihkan Taliban dengan meyakinkan dunia bahwa mereka telah berevolusi menjelaskan pemulihan kembali kebijakan regresif dan kejam Taliban terhadap perempuan."