Rabu 29 Dec 2021 22:27 WIB

Muhasabah Akhir Tahun MUI untuk Ingatkan Umat

Muhasabah Akhir Tahun MUI bukan untuk merayakan malam tahun baru

Rep: Ali Yusuf/ Red: A.Syalaby Ichsan
Habib Nabiel Al Musawa
Foto: Rep/Achmad Syalaby
Habib Nabiel Al Musawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Habib Nabiel Al-Musawa mengatakan, Muhasabah Akhir Tahun MUI bukan untuk merayakan pergantian akhir malam tahun baru. Agenda ini dihelat untuk mengingatkan umat dari agenda yang membuatnya lalai dari mengingat Allah SWT dan Rasul-Nya. 

"Muhasabah setahun Majelis Ulama ini itu tugasnya adalah untuk mengarahkan umat untuk supaya tetap berada di dalam rel yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam," kata Habib Nabiel saat dihubungi Republika, Rabu (29/12).

Menurut dia, pada pergantian tahun baru ini, biasanya banyak masyarakat lupa kepada Allah dan Rasulullah-Nya, karena mereka larut di dalam hiburan-hiburan yang tidak bermanfaat dan menjauhkannya dari ajaran Islam. Biasanya mereka berkumpul melakukan maksiat seperti minum-minuman keras, berzina dan segala macam maksiat dilakukan.

"Nah oleh sebab itu maka walaupun tidak ada sunnahnya ya kita mengadakan Muhasabah akhir tahun miladiyah. Meski muhasabah  ada yang bilang ini bidah, karena di zaman rasul nggak ada itu," ujarnya.

Habib Nabiel menegaskan, meski Muhasabah akhir tahun ini tidak ada dalilnya, tetapi kegiatan ini penting untuk melawan acara-acara maksiat yang dihelat saat akhir tahun. Menurut dia, jika tida ada kegiatan keagamaan ini, maka umat akan tumpah kepada agenda-agenda maksiat.

"Ini namanya yang disebut dengan daruroh, di mana kondisi ini meminta kepada umat untuk bergerak melakukan suatu yang dapat mengingat kepada Allah dan Rasulullah, kalau kita diam saja di rumah mak terus terbawa kepada hal-hal yang munkarot," katanya.

Oleh sebab kata dia, MUI berinisiatif mengadakan Muhasabah di malam tahun baru, bukan untuk merayakan tahun baru, akan tetapi untuk mengarahkan umatnya supaya menghindari agenda-agenda maksiat. Jadi agenda ini diisi oleh tausiyah, dzikir dan doa bersama masyarakat dan para ulama.

"Jadi awal tahun itu diisi dengan hal-hal yang bersifat dzikrilulah, berdoa kepada Allah, tausiyah-tausiyah tentang bagaimana kita untuk supaya dekat sama Allah itu tujuannya,' katanya.

Habib Nabiel menegaskan, muhasabah ini bukan untuk mengikuti orang-orang kafir yang menggelar agenda-agenda kemungkaran pada saat malam pergantian tahun baru. Agenda maksiat itu harus dilawan dengan kegiatan yang dapat membawa umat kepada jalan hidayah. 

 
 
"Jadi kita sama sekali bukan ikut-ikut sama orang Nasrani, kita tidak melakukan itu. Kalau kta tidak melakukan itu, maka mungkarot yang menang karena mereka memang terus mengadakan berbagai macam acara yang sifatnya melalaikan dan juga membawa kepada hal-hal yang tidak bermanfaat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement