Senin 27 Dec 2021 23:33 WIB

Tokoh Muhammadiyah Minta UNHCR Serius Tangani Pengungsi

UNHCR dinilai tidak memiliki keseriusan tangani pengungsi

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
UNHCR dinilai tidak memiliki keseriusan tangani pengungsi. Pengungsi Afghanistan (ilustrasi)
Foto:

Menurutnya, tidak wajar para pengungsi tinggal di negara-negara transit itu lama-lama. Artinya ada persoalan dengan cara kerja UNHCR dalam menangani persoalan para pengungsi. "Katanya hanya sementara tapi sampai puluhan tahun. Ini tidak wajar pasti ada yang salah," katanya.

Bisa saja masalahnya itu kata Prof Sudarnoto, menyangkut internal UNHCR atau dari para pengungsi itu sendiri dengan tempat negara tujuan atau transit. Negara tujuan tidak ingin talibanisasi terjadi di negara-negara tujuan. 

"Mungkin ada juga yang khawatir kaya di India itu menerapkan program talibanisasi, Khawatir kemungkinan para refugee itu menjadi Taliban. Jadi gitu kemungkinannya," katanya. 

Untuk itu, kata dia perlu ada komunikasi antara UNHCR dengan negara tujuan dan transit, untuk memastikan para pengungsi tidak. Jangan, sampai negara transit khusunya Indonesia terbebani dengan persoalan pengungsi. "Jangan dibiarkan Indonesia kemudian terbebani dengan soal refugee," katanya. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Komunikasi Hubungan Antar-Lembaga SIR, Maryam, mengatakan kunjungan kepada Prof Sudarnoto sebagai tokoh Muhammadiyah dan Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional ini merupakan bagian dari memperingati hari HAM Sedunia. Selain itu kunjungan ini untuk meminta saran dan masukan terkait program kerja  lembaga SIR. 

"Silaturahim kepada Prof DR Sudarnoto ini SIR meminta masukan, saran dan dukungan agar program kerja SIR berjalan efektif," katanya. 

Sebelumnya, kata Mayam, SIR juga meninjau kamp pengungsi dan pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (21/12). Kunjungan ini untuk memastikan keadaan para pengungsi dan pencari suaka kondusif setelah kantor United Nations High Commisioner For Refugees pindah dari Gedung Ravindo, Jl Kebon Sirih Jakarta Barat. 

 

Maryam mengaku terkesan dengan anak-anak para pengungsi yang memiliki semangat belajar bahasa Indonesia. Mereka juga menyampaikan kesan positif kepada warga Indonesia yang mayoritas Muslim memiliki keramahan dan suka menolong.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement