REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Perdana Menteri Republik Rusia Tatarstan Marat Khusnullin telah menyetujui rencana perayaan 1.100 tahun sejak konversi ke negara Islam dari masa Volga Bulgaria. Periode itu merupakan populasi kuno antara abad ke-7 hingga ke-13.
Dilansir dari Asian News, Rabu (15/12), agenda itu akan dilaksanakan pada 2022 dan sekitar 71 acara telah direncanakan. Perayaan ini juga akan ditandai dengan pembangunan sebuah kompleks besar yang disebut Masjid "Sobornaja" di Kazan. Bangunan itu akan mencakup museum, perpustakaan, dan beberapa pameran hingga madrasah.
Sebuah pusat ilmiah untuk studi dan penyebaran manuskrip sumber-sumber Islam juga akan dibuka di Kazan. Fasilitas ini akan dapat diakses oleh para peneliti dan masyarakat.
Serangkaian konferensi tentang "Rusia dan Dunia Islam" juga dijadwalkan, dengan partisipasi Organisasi untuk Kerja Sama Islam (OKI), pusat Kazan Summit untuk studi ekonomi dan UNESCO, yang akan mengadakan sesi ke-45 Komite Warisan Dunia di Kazan.
Perayaan ini dianggap sebagai semacam pengiring bagi pemuliaan Rusia Kristen, dan bukan merupakan alasan untuk konflik antaragama. Sebaliknya, acara ini seakan menegaskan tentang kekhususan Rusia sebagai negara yang mampu mewujudkan harmoni agama-agama besar, tidak seperti konflik sejarah Barat antara Kristen dan Islam.
Dalam wikipedia, agama Islam diadopsi sebagai agama negara ketika Khan Almuch (atau Almos) pindah agama dan mengambil nama Jaffar. Ibnu Fadlan kemudian dikirim oleh Khalifah Abbasiyah Al-Muqtadir pada tahun 922-923 dalam membangun hubungan dan mengirim guru hukum Islam ke Bulgaria Volga, dan untuk membantu membangun sebuah benteng dan sebuah masjid.
Dengan mengontrol daerah tengah Volga, Bulgar mengendalikan rute perdagangan antara Eropa dan Asia Tengah. Kota-kota besar lain dari Bulgaria Volga yaitu Bilar, Suar, Qaşan, dan Cükätaw. Kota modern di Kazan dan Ielabouga diciptakan sebagai benteng di perbatasan Bulgaria Volga.