REPUBLIKA.CO.ID,SHAH ALAM—Kepala Devisi Pengumpulan Dewan Zakat Selangor (LZS) Muhd Fikri Naim Harun mengatakan, kesadaran untuk membayar zakat, khususnya zakat mal, di kalangan Muslim berusia 25 tahun ke atas di Selangor masih rendah. Menurut data LZS, 50 persen dari mereka yang memenuhi syarat membayar zakat, kelompok usia 25 hingga 34 tahun, masih enggan untuk berzakat.
Untuk menyiasatinya, LZS akan mengintensifkan Kampanye My2.5, yang sejatinya telah diluncurkan sejak 2020, dengan menggandalkan media sosial untuk meningkatkan kesadaran berzakat masyarakat.
“Berdasarkan laporan Digital 2021 Malaysia di datareportal.com, grup ini (usia 25 tahun ke atas) adalah pengguna aktif WhatsApp, platform e-commerce Shopee, dan mesin pencari Google, jadi kami akan fokus pada media ini juga,” katanya yang dikutip di Bernama, Sabtu (11/12).
Muhd Fikri mengatakan, meskipun berbagai platform telah disediakan untuk memfasilitasi pembayaran zakat, termasuk pembukaan 23 pusat pembayaran zakat di seluruh negara bagian dan online, upaya masih perlu diintensifkan untuk mendorong kelompok yang memenuhi syarat untuk memenuhi kewajiban mereka sebagaimana diatur dalam rukun Islam ketiga.
Selain itu, dia menganggap kampanye juga perlu digencarkan kembali karena masih banyak umat Islam yang belum mengetahui nilai sebenarnya dari zakat harta benda. “Jumlah zakat yang harus dibayarkan oleh umat Islam hanya 2,5 persen dari kekayaannya. Meski hanya 2,5 persen, namun jumlah tersebut sangat besar untuk kelompok asnaf (yang berhak menerima zakat),” ujarnya.
Sementara itu, penghimpunan zakat di Selangor untuk Januari hingga Oktober tahun ini mengalami peningkatan sekitar sembilan persen, dan juga peningkatan jumlah pembayar zakat tujuh persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dia menambahkan LZS menargetkan untuk mengumpulkan persepuluhan lebih dari RM900 juta (Rp 3 triliun) tahun ini setelah mengumpulkan RM913 juta (Rp 3,11 triliun) tahun lalu.
Sumber:
https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=2031787