Kamis 09 Dec 2021 23:56 WIB

Media Sosial dan Potensi Konservatisme Beragama Generasi Muda

Generasi muda milenial sangat rentan terpapar konservatisme

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Generasi muda milenial sangat rentan terpapar konservatisme beragama di media sosial
Foto:

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kementerian Komunikasi dan Informatika, Widodo Muktiyo, mengatakan  generasi muda, yang menduduki persentasi terbesar dari total populasi, merupakan kelompok yang paling banyak mengandalkan internet, baik sosial media maupun platform digital lain sebagai sumber informasi, termasuk konten-konten keislaman. 

“Namun keaktifan ini tidak difondasikan dengan modal religiusitas yang kuat,” kata Widodo, merujuk pada hasil survei PPIM UIN Jakarta tentang Beragama ala Anak Muda: Ritual No, Konservatif Yes, pada Rabu (8/12). 

Persoalan lain yang perlu dikaji adalah rendahnya daya saing para kelompok moderat, baik dari lapisan pemerintahan, cendekiawan maupun otoritas terkait, dibanding dengan kelompok-kelompok penyebar paham konservatif di media sosial. 

Dia menyebut rendahnya minat publik untuk mengakses konten yang disajikan para kelompok moderat ini bisa disebabkan karena penyajian konten yang tidak inovatif atau kurang ‘dekat’ dengan generasi muda, kata Widodo yang menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran hasil survei PPIM UIN Jakarta. 

“Karena sejatinya milenial dan gen z ini harus didekati dengan literasi atau konten yang relate dengan mereka, bukan denga motode lama yang selama ini banyak diterapkan pemerintah atau kelompok moderat lain,” kata Widodo. 

Menurutnya, tanggung jawab bersama perlu dilakukan untuk memformulasikan cara dan pendekatan yang efektif untuk menangkal arus konservatisme melalui digital, dan menghasilkan perubahan yang komprehensif. “Untuk menanamkan dan mengkampanyekan nilai moderasi, perlu adanya kolaborasi dari seluruh pihak,” kata dia. 

Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri (PPIM UIN) Jakarta dalam survei terbarunya bertema ‘Beragama ala Anak Muda: Ritual No, Konservatif Yes’, menemukan bahwa generasi muda, generasi milenial dan generasi z, memiliki tingkat konservatisme yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. 

Namun temuan ini berbanding terbalik jika dirujuk pada tingkat religiusitas generasi muda, khususnya dalam pelaksanaan ritual keagamaan sehari-hari. 

Sementara itu, terkait dengan media habit generasi muda, milenial merupakan generasi yang memiliki aktivitas digital yang tinggi terkait isu keagamaan.

Selain itu, karena aktif di media digital (website, media sosial dan podcast), keterpaparan mereka pada media-media konservatif menjadi cukup tinggi dan membuat generasi Milenial menjadi generasi yang memiliki tingkat konservatisme yang paling tinggi dibandingkan generasi lainnya,” jelas koordinator survei dari PPIM UIN Jakarta Iim Halimatusa’diyah. 

 

“Sedangkan generasi Z merupakan generasi yang lebih sering mengakses informasi keagamaan dari media digital. Mereka juga generasi yang paling aktif di media sosial. Kecenderungan mereka untuk menjadi media digital sebagai sumber pengetahuan agama juga paling tinggi di antara generasi lainnya,” sambung Iim.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement