Rabu 24 Nov 2021 05:45 WIB

Perempuan dalam Pasukan Militer di Dunia Arab

Tentara wanita telah menjadi simbol perang melawan terorisme.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Perempuan dalam Pasukan Militer di Dunia Arab. Foto tentara wanita anggota Garda Kerajaan Arab Saudi.
Foto:

Untuk melawan argumen seperti itu, banyak intelektual menunjukkan tidak adanya alasan agama untuk larangan semacam itu. Sementara tekanan para aktivis telah memainkan peran dalam kemajuan yang dicapai dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dalam integrasi perempuan dalam kekuatan militer terutama didorong oleh kebutuhan operasional.

Misalnya, tentara Suriah secara besar-besaran mengintegrasikan wanita ke dalam unit tempurnya tidak hanya untuk mengisi kesenjangan tenaga kerja, tetapi juga karena alasan teknis. Sekitar 8.500 wanita bergabung dengan angkatan bersenjata Suriah dan milisi sekutu antara 2013 dan 2016.

Seorang peneliti untuk The Carnegie Middle East Research Center Dalia Ghanem mengungkapkan pada 2015, menurut angka resmi, ada sekitar 800 wanita di unit tempur di tentara Assad. "Itu adalah brigade elite dengan penembak jitu dan operator tank," kata Carnegie, dilansir di Al Araby.

Keberadaan perempuan juga strategis untuk melakukan penggeledahan badan terhadap warga sipil di wilayah konservatif. Itulah sebabnya Arab Saudi mengizinkan perekrutan penjaga perbatasan perempuan sejak 2013.

Terlebih lagi, fenomena ini merupakan bagian dari strategi global untuk lebih mengintegrasikan perempuan ke dalam angkatan kerja dan memerangi ekstremisme agama. Tentara wanita telah menjadi simbol perang melawan terorisme.

photo
Angkatan Pertama Tentara Wanita Saudi Selesaikan Pelatihan - (Saudi Gazette)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement