Senin 22 Nov 2021 11:29 WIB

Petani Mawar Taif Bersiap Hadapi Musim Panen

Aroma mawar Taif tidak ada bandingannya.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Petani Mawar Taif Bersiap Hadapi Musim Panen. Perkebunan bunga mawar di Taif, Arab Saudi.
Foto:

Beberapa pengamat awal mawar Taif adalah diplomat Prancis Leon Roches pada 1841 serta penulis Swiss Charles Didier pada 1854, dan pelancong lainnya. Al-Talhi mengatakan mengekspor mawar ke luar negeri tidak pernah berhasil, baik sebagai bunga atau minyak. Tanah dan cuaca di Taif menghasilkan atmosfer unik sepanjang tahun.

“Delegasi asing mengunjungi Taif dari waktu ke waktu. Mereka melakukan studi pertanian dan membawa serta bibit pertanian ke negara mereka, tetapi belum berhasil mendapatkan kualitas yang sama. Mereka mungkin berhasil pada tahun pertama, tetapi kualitas panennya tidak sebaik kualitas di Taif,” katanya.

Secara historis, ada banyak upaya menanam mawar jenis ini di daerah dan negara lain, melalui para peziarah yang terpesona dengan aroma mawar ini. Anggota Komite Koperasi untuk Mawar Taif, Khaled Al-Omari, menyebut mawar ini dicoba dibudidayakan di daerah lain, tetapi hasilnya tidak sebagus wangi mawar Taif.

“Seiring waktu, setelah upaya mempelajari kualitas mawar Taif yang ditanam di dataran tinggi Taif, terbukti tanah Taif selama berabad-abad adalah lingkungan yang tepat untuk menanamnya,” lanjutnya.

Al-Omari mengatakan mawar Taif tidak dapat diekspor karena sensitivitasnya. Tetapi, parfumnya dapat dikirim ke luar negeri karena metode penyulingan kuno yang menjaga kualitas aroma.

Orang-orang yang berpengalaman dan mahir dalam penyulingan mawar berhasil menjaga kualitas parfum. Hal ini merupakan sebuah proses yang sulit dan rumit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement